Tali Bendera Upacara Putus, Santri Panjat Tiang

Tali Bendera Upacara Putus, Santri Panjat Tiang

KUNINGAN - Peringatan Hari Santri Nasional tingkat Kabupaten Kuningan di Pandapa Paramartha diwarnai insiden putusnya tali bendera saat pelaksanaan pengibaran bendera, Senin (22/10). Putusnya tali bendera terjadi saat bendera berkibar baru setengah tiang. Hingga lagu Indonesia Raya selesai dinyanyikan, petugas pengerek bendera tak bisa menariknya hingga puncak tiang karena ada tali yang bersilangan. Sehingga tali pun putus saat petugas pengerek berusaha menarik paksa. Atas insiden tersebut, pemimpin pasukan pun langsung menyerukan komando seluruh pasukan termasuk Bupati Kuningan Acep Purnama selaku inspektur upacara untuk balik kanan. Sejurus kemudian, sejumlah panitia upacara peringatan Hari Santri pun menghampiri tiang bendera berusaha membetulkan tali bendera yang putus. Tampak salah satu santri berbaju biru memanjat tiang dan membetulkan posisi tali di pucuk tiang. Tak lama kemudian, posisi tali pun berhasil dibetulkan dan petugas kembali mengerek Sang Saka Merah Putih agar berkibar sempurna di angkasa. Bupati Kuningan Acep Purnam menanggapi kejadian itu sebagai musibah dan bukan suatu yang disengaja apalagi ada unsur sabotase. Dia mengapresiasi upaya seorang santri yang memanjat tiang bendera yang dengan jiwa nasionalisme tinggi membetulkan tali bendera, sehingga akhirnya bisa berkibar kembali. \"Tadi sudah benar, semua pasukan balik kanan dan petugas langsung bertindak mengatasi masalah tersebut. Penghargaan luar biasa kepada petugas pengibar bendera dan juga santri yang sudah memanjat tiang membetulkan tali bendera dan telah tulus ikhlas memperbaikinya. Ini menunjukkan tingginya nasionalisme mereka menyadari bahwa bendera sebagai simbol negara harus tetap berkibar gagah di angkasa,\" ungkap Acep. Menyikapi Hari Santri Nasional kali ini, menurut bupati, merupakan momentum yang istimewa bagi santri. Karena pada hari ini seluruh jajarannya bisa menjalankan aktivitas dengan sesuatu yang istimewa yaitu berpakaian baju koko dan sarung. \"Mulai dari acara apel pagi, pelepasan kontingen Paralimpik hingga acara presscon Tour de Linggarjati, kami mengenakan baju koko dan sarung. Termasuk untuk menghadiri acara rapat paripurna di DPRD, kami sudah mendapat izin dari Ketua DPRD Rana Suparman akan mengenakan baju khas para santri ini,\" ujarnya. Yang terpenting dari peringatan HSN kali ini, kata Acep, adalah sesuai amanat  Menteri  Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin yang mengangkat tema \"Bersama Santri Damailah Negeri\". Tema ini sejalan dengan berbagai isu yang sedang merebak dan menjadi persoalan bangsa Indonesia. Seperti maraknya hoax, ujaran kebencian, polarisasi simpatisan politik, propaganda, kekerasan, hingga terorisme. Acep mengajak kepada santri di Indonesia untuk harus menjadi teladan di era masyarakat yang mudah gerah hanya karena berbeda pendapat. Hari Santri juga merupakan momentum untuk mempertegas peran santri sebagai pionir perdamaian dalam spirit beragama di Indonesia, serta ikut menjaga dan merawat ke Indonesiaan, agar tetap memegang nilai-nilai agama dan dalam kehidupan berbangsa  dan bernegara. Kemeriahan upacara Hari Santri Nasional ditutup dengan pertunjukan marching band dari SMK Patriot serta atraksi menarik dari beberapa pondok pesantren yang ada di Kuningan. Salah satu yang menarik adalah atraksi bela diri para santri Pondok Pesantren Al Ikhlas Desa Jember yang menampilkan empat jurus silat kebanggaan mereka yaitu Sarung Es Lilin, Trisula Sajatining Santri, Kerambit Asmara dan Ruyung Nyatuning Nagara. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: