Diguyur Hujan, Rampak Genting Tetap Semarak

Diguyur Hujan, Rampak Genting Tetap Semarak

MAJALENGKA - Meski sempat diguyur hujan, ribuan massa tetap antusias mengikuti Rampak Genting. Kegiatan itu sebagai pembuka Festival Musik Keramik 2018 Gerakan Masyarakat Tanah Berbunyi di kawasan eks Pabrik Gula (PG) Jatiwangi, Minggu (11/11). Acara yang digagas Jatiwangi Art Factory (JAF) ini dihadiri Kepala Staf Kepresidenan  RI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko didampingi Tim Relawan Nasional Jokowi-M’aruf, KH Maman Imanulhaq. Hadir pula Ketua DPRD Provinsi  Jawa Barat, Ineu Purwadewi Sundari dan Wakil Ketua DPRD Jabar Pepep Saepul  Hidayat, anggota DPRD Majalengka Iip Rivandi, Kapolres Majalengka AKBP Mariyono dan mantan bupati Sutrisno bersama para tokoh seniman dan budayawan se-Ciayumajakuning. Dalam sambutannya, Moeldoko menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Presiden Jokowi yang semula dijadwalkan akan hadir. Dikatakan Moeldoko, mewakili pemerintah, dirinya mengapresiasi acara yang digelar di Jatiwangi ini. Menurut mantan Panglima TNI ini event ini sungguh luar biasa karena memiliki  pesan moral  yang tinggi. “Festival genting ini  megingatkan kita terutama kepada para petani  dengan  rintihan tanah kita yang semakin rusak karena kurang dipelihara dan nilai kegotongroyongan yang tinggi serta adanya suara musik dari tanah ini menunjukkan betapa tanah memiliki nilai artistik dan ini merupakan inovasi  seniman Jatiwangi,” tutur Moeldoko seraya menyebut nama Ajip Rosidi sebagai budayawan besar asal Jatiwangi yang bisa menjadi referensinya. Dari pantauan Radar kemarin, sejak pukul 12.00 ribuan massa mulai berdatangan memenuhi kawasan eks PG Jatiwangi tersebut. Sekitar pukul 15.00, rombongan staf kepresidenan  tiba dipanggung kehormatan dan acara dimulai dengan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dipimpin Tini Ombah disusul lagu Mars Jatiwangi. Saat itulah hujan mulai mengguyur bumi Jatiwangi, tapi MC yang juga Sekretaris Bappelitbangda Ono Haryono dan Arief Yudi JAF terus memberikan semangat kepada para peserta yang rela berbasah-basahan. Tak terkecuali Kadisparbud Gatot Sulaeman yang memilih hujan-hujanan bersama peserta. Camat Jatiwangi, Maman Komarudin membacakan ikrar Jatiwangi yang berisi antara lain bertekad menghormati karya leluhur. Bersiap diri menghadapi perkembangan demi masa depan, bertekad menjaga kebudayaan. Mengolah tanah liat dengan lebih bermartabat dan bertekad bersama-sama menjaga kenyamanan, ketentraman dan keamanan. Selanjutnya, Ketua DPRD Jabar Ineu membacakan wasiat tanah di tengah rintikan hujan. Direktur JAF H Ginggi M Hasyim menyebutkan festival rampak genteng merupakan agenda rutin tiga tahunan yang dilaksanakan setiap tanggal 11 November. Dingkapkannya, ketika dibutuhkan sekitar 11 ribu boks makanan untuk peserta, ternyata banyak bantuan dan dukungan sebagai wujud rasa kegotongroyongan. “Ikrar Jatiwangi untuk masa depan dan jangan pernah takut untuk ke Jatiwangi dan kita harus membuat tradisi baru untuk masa depan kita,” tandasnya seraya berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara itu. Dibeberkannya, Jatiwangi sebagai sentra genting, produksi gentingnya semakin menurun, dan jumlah pabrik gentingnya pun mulai berkurang dalam sepuluh tahun belakangan. Dikatakannya, genting Jatiwangi terancam,salah satunya karena masuknya pabrik-pabrik industri asing. “Festival ini menjadi salah satu cara untuk meneguhkan genting sebagai identitas Jatiwangi, yang dibunyikan dengan lantang bersama ribuan warga Jatiwangi dan sekitarnya,” pungkasnya. (ara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: