3 Warga Junjang Derita Gizi Buruk
ARJAWINANGUN- Tiga warga Desa Junjang, Kecamatan Arjawinangun, menderita gizi buruk. Pertumbuhan ketiganya tak seperti anak-anak lainnya di desa itu. Rizki Yulia Gesanka misalnya. Meski sudah berumur 14 tahun, gadis ini masih seperti anak dengan usia 3-4 tahun. Kepala dan tubuhnya lebih besar dibanding kakinya yang tampak mengecil. “Ya beginilah kondisi anak kami,” kata pasutri Urip (46) dan Ny Isa (42) yang ditemui di rumah mereka, RT 04 RW 05, Blok III, Jl Manggis, Desa Jungjang. Ny Isa menceritakan, dua anaknya yakni Andini (8) dan Yulita (5) tumbuh normal dan hidup sebagaimana anak-anak pada umumnya. “Yang beda yang kaka mereka (Rizki). Saat lahir tidak ada masalah, tapi saat masuk usia empat bulan ada perubahan pada fisiknya. Sekarang beratnya hanya 12 kg dan tinggi 60 cm. Pernah dibawa ke dokter RSUD Gunung Jati karena sakit panas dan ternyata ada pembengkakan kelenjar pembuluh darah di kepala. Lalu anak saya dioperasi. Lalu, dokter bilang anak saya kekurangan hormon tiroid dan kurang asupan gizi,” katanya. Ditambahkan Ny Isa, dirinya beserta sang suami sudah berupaya semaksimal mungkin demi penyembuhan anaknya dengan berbagai cara, termasuk melalui pengobatan alternatif. Namun belum membuahkan hasil. “Kami hanya orang kecil dan penghasilan keluarga cuma dari jualan makanan di Pasar Tegalgubug. Kalau untuk makan sekeluarga sehari-hari masih cukup, tapi untuk berobat anak, saya tidak ada biaya. Saya hanya berharap ada perhatian dari pemerintah atau dermawan untuk membantu anak saya,” tuturnya. Masih di desa yang sama namun beda blok, Diana Embarkasi (12) dan Aksin Maulana (8), dua bocah kakak beradik, juga menderita gizi buruk. Kondisi tubuh keduanya mengecil dan penurunan kondisi tubuh sejak umur tiga dan lima bulan. Kedua anak pasangan dari Madadi (49) dan Ny Masnida (46) itu berawal keduanya mengalami demam tinggi dan langsung dibawa ke RST Ciremai Kota Cirebon untuk menjalani perawatan medis. Sembilan hari dirawat, kondisi tubuh Diana mulai membaik dan dibawa pulang ke rumah. Namun, perkembangan Diana dan Aksin justru makin memburuk dan tubuhnya mengalami kelumpuhan serta penurunan berat badan yang cukup drastis. Bahkan, tubuh mereka pun tidak berkembang layaknya orang biasa (malah mengecil, red). “Kami sudah tidak lagi memberikan perawatan medis terhadap kedua anaknya, sejak keduanya umur 4 dan 6 tahun karena sudah nggak punya uang. Sekarang sih dirawat di rumah saja, kalau kedua anak saya panas diberi obat beli dari warung,\" kata Ny Masnida. Sementara Ny Komariah selaku bidan Desa Junjang yang berdinas di Puskesmas Tegalgubug mengatakan, ketiga anak itu mengalami kekurangan asupan gizi saat sang ibu hamil dan melahirkan. “Setelah dicek, ketiganya memang kekurangan asupan gizidan mengalami gangguan saraf. Mereka bisa saja disembuhkan melalui fisioterapi secara rutin di rumah sakit yang ada terapi-terapi khusus di Bandung dan Cirebon. Namun demikian harus melalui pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu,” jelasnya. Di tempat terpisah, Afif Rivai selaku pengamat sosial Kabupaten Cirebon mengatakan kasus gizi buruk di Desa Junjang menjadi bukti bahwa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon kurang tanggap dan tidak peduli dengan nasib kesehatan masyarakat di pedesaan. “Patut kembali dipertanyakan keseriusan Pemkab Cirebon dalam menangani masyarakat miskin. Dinkes jangan tutup mata,” tegasnya. (rdh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: