Menpora Usulkan Ada Pekan Olahraga IPNU-IPPNU

Menpora Usulkan Ada Pekan Olahraga IPNU-IPPNU

CIREBON-Untuk menyalurkan bakat di bidang olahraga, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengusulkan diselenggarakannya Pekan Olahraga Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)-Ikatan Pelajar Perempuan Nahdlatul Ulama (IPPNU). Pernyataan tersebut disampaikan ketika menghadiri Kongres XIX IPNU dan Kongres XVIII IPPNU di PP Khas Kempek, Desa Pegagan, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Minggu lalu (23/12). Dalam kesempatan tersebut, Menpora menjadi keynote speaker dalam kegiatan Kongres Talk bersama Bupati Banyuwangi Azwar Anas. Imam Nahrawi menyampaikan selamat atas pelaksanaan Kongres IPNU-IPPNU yang dihelat meriah. Beliau mengapresiasi kegiatan Colour Run yang menjadi bagian dari acara besar seperti kongres. “Selain kegiatan istighosah, mujahadah, salawat, dan debaan, kegiatan olahraga juga harus menjadi agenda penting setiap kegiatan IPNU-IPPNU,” ucapnya di hadapan ratusan kader. Masih dalam sambutannya, beliau menyampaikan pentingnya olahraga. Menurut dia, selain penting untuk kesehatan, olahraga bisa menjadi ruang untuk menggali bakat dan potensi diri. Perhelatan Asian Games, lanjutnya, menjadi salah satu pembuktian pemuda ikut berpartisipasi membawa Indonesia bersuara kepada dunia internasional. Imam Nahrawi mendorong kader IPNU dan IPPNU untuk aktif dalam kegiatan olahraga. Karena beliau percaya bahwa kader IPNU dan IPPNU mampu melakukan hal tersebut. Besar harapan beliau agar kader bisa menjadi atlet profesional. “Saya akan mengusulkan ke Muktamar NU nanti, untuk dibuat Pekan Olahraga IPNU dan IPPNU, dengan harapan bahwa kader memiliki ruang untuk menyalurkan bakat di bidang olahraga,\" paparnya. Dalam satu kesempatan, Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU 2000-2003 Abdullah Azwar Anas mengingatkan kepada para kader untuk memanfaatkan perkembangan teknologi dalam menggalakkan kaderisasi. “Teknologi bisa menjadi kendaraan baru kaderisasi,” ujarnya. Lebih lanjut, dikatakan Anas, pada masa sekarang teknologi begitu masif digunakan oleh kelompok lain untuk menyebarkan ideologi mereka. Mengutip hasil survei, dia juga mengungkapkan bahwa ulama NU berada di urutan belakang, sementara ustadz-ustadz yang tidak akrab dengan kitab kuning menempati urutan teratas, paling dikenal oleh masyarakat saat ini. “Betapa medsos menjadi kendaraan persebaran nilai ideologi,” ujarnya. (ade)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: