Polisi Tangkap Terduga Pelaku Mafia Skor, Siapa Johar Lin Eng?

Polisi Tangkap Terduga Pelaku Mafia Skor, Siapa Johar Lin Eng?

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, membenarkan kabar penangkapan Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah, Johar Lin Eng. \"Ya benar (penangkapan Johar Ling Eng),\" ujar Argo saat dikonfirmasi, Kamis (27/12/2018). Argo mengungkapkan Johar Ling Eng ditangkap terkait kasus pengaturan skor. Dirinya saat ini berstatus tersangka. \"Tersangka mafia pengaturan skor,\" ungkap Argo. Kejadian bermula ketika terduga pelaku yakni Johar Ling El mendarat di Bandara Halim pukul 09.55 WIB, hari ini, dengan pesawat Citilink QG-122 dari Solo. Pukul 10.06 WIB, Johar keluar dari pesawat dan enam menit kemudian ia ditangkap. “Selanjutnya ia kami bawa ke Polda Metro Jaya,” ujar Argo. Kepolisian masih mendalami kasus ini dan belum bisa memberikan keterangan lanjutan. Diketahui, Polri membentuk Satgas Anti Mafia Sepakbola pada Jumat lalu. Satgas ini dibentuk berdasarkan Surat Perintah Kapolri Nomor 3678 bertanggal 21 Desember 2018. Satgas berisikan 145 personel, dan diketuai Brigjen Pol Hendro Pandowo. Sementara wakilnya adalah Brigjen Pol Khrisna Murti. Posisi penting lain dijabat Kombes Pol Roycke Harry Langie. Dia dipilih sebagai sub satgas penegakan hukum, yang membawahi lima tim penegakan hukum lain. “Lima tim ini yang nanti akan bekerja untuk menyelesaikan kasus,” kata Argo. Pekerjaan Satgas yang paling awal adalah mengumpulkan data yang bersumber dari pemeriksaan saksi dan laporan masyarakat. Jika sudah terkumpul, Satgas akan membuat konstruksi hukum seperti mencari tahu apakah ada indikasi penyuapan, penipuan, atau tindak pidana pencucian uang. Ini berguna untuk mengetahui landasan hukum apa yang paling tepat yang bisa digunakan hingga kasus selesai. Bila konstruksi hukum sudah diketahui, maka Satgas bisa melakukan penyidikan. Diketahui, sebelumnya berawal dari nama anggota Exco PSSI, Hidayat, menyeruak dan berujung pada pengunduran dirinya setelah program televisi Mata Najwa tayang. Program yang dibawa Najwa Shihab tersebut kembali mengungkap dua nama baru pada Rabu (19/12), yaitu Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah, Johar Lin Eng, dan salah seorang anggota Exco PSSI, Papat Yunisal. Menurut pengakuan Manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indrayanti, Johar berperan dalam mengenalkan Lasmi kepada salah satu tokoh mafia bola yang disebut Mister P. Johar juga tercantum dalam rincian pengeluaran Persibara pada laga Liga 3 menghadapi Persik Kediri. Di dalam tabel tersebut, tertulis angka 25 juta rupiah dari manajemen Persibara untuk Johar. “Saat itu, Pak Johar mengenalkan saya kepada mafianya ini, yaitu Mister P. Tadi saya bilang kan kami dicurangi wasit, berarti kami salah jalur. Kalau bolanya mau maju ya katanya sama bapak ini (Mister P), silahkan kontak-kontak dengan bapak ini,” ujar Lasmi. Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono, juga mengungkapkan bahwa dirinya ditawari Johar untuk menjadi tuan rumah babak gugur Liga 3 dengan membayar uang sebesar 500 juta rupiah. Sementara nama Papat disebut Lasmi sebagai Exco PSSI pusat yang mengurus perhitungan dana yang dikeluarkan Lasmi untuk menjadi Manajer Timnas Indonesia U16 Perempuan. “Mereka menawarkan saya untuk menjadi Manajer Timnas U16. Jadi waktu itu dikatakan  ‘jika ibu mau timnya naik kasta, ibu harus ada kontribusi dengan PSSI pusat.’ Salah satunya adalah menjadi Manajer Timnas. Saat itu, saya dan ayah saya mengeluarkan 300-400 juta untuk menjadi Manajer Timnas,” kata Lasmi. Lantas siapakah sosok Johar Lin Eng dan Papat Yunisal tersebut? Menilik dari pernyataan Lasmi yang ditawarkan untuk menjadi manajer Timnas U16 Perempuan, hal tersebut tentu masuk akal mengingat Papat juga menjabat sebagai Ketua Divisi Sepakbola Perempuan. Papat sebenarnya bukanlah orang lama di dunia sepakbola. Papat adalah mantan pesepakbola pada era 1980-an. Selain menjadi pemain pilar di kesebelasan Putri Priangan, Papat adalah mantan penyerang Timnas Perempuan Indonesia. Pada 1982, dirinya mencetak gol penentu kemenangan dan membawa Indonesia ke final Asean Women’s Championship. Tak ayal jika Papat dijuluki Ratu Sepakbola Jawa Barat. Selain memiliki karier sepakbola cemerlang, Papat juga memegang lisensi kepelatihan C AFC. Papat juga mendirikan Sekolah Sepakbola (SSB) Putri Queen di Bandung. Dengan karier dan pengalamannya di dunia sepakbola, Papat pun dipercaya menjadi tenaga ahli di PSSI pusat yang membawahi 33 provinsi. Setelah itu, Papat pun terpilih menjadi Ketua Asosiasi Sepakbola Wanita periode 2017-2018 pada Kongres Asosiasi Sepakbola Wanita yang diselenggarakan di Hotel Swarna Dwipa, Palembang. Di tahun yang sama pula dirinya dilantik menjadi anggota Exco dan Ketua Divisi Sepakbola Perempuan PSSI. Sama seperti Papat, Johar juga merupakan orang yang sudah lama berkecimpung di dunia sepakbola. Johar sudah menjabat sebagai Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah selama dua periode; periode 2013-2017 dan periode 2017-2021. Bersama wakilnya Edy Suyuti, Johar menjadi orang nomor satu di sepakbola Jawa Tengah selama lima tahun. Kemudian pada 2017, Johar terpilih menjadi anggota Exco PSSI bersama Dirk Soplanit, Very Mulyadi, Juni Ardianto Rahman, Pieter Tanuri, AS Sukawijaya, Condro Kirono, Yunus Nusi, Gusti Randa, Refrizal, Hidayat, dan Papat Yunisal. Pada akhir 2017, Johar juga pernah ditunjuk Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, sebagat Pelaksana Tugas Ketua Asprov Kepulauan Riau. Johar ditugaskan untuk mempersiapkan Pemilihan Asprov PSSI Kepulauan Riau yang sebelumnya batal dilaksanakan. Untuk mempersiapkan kongres tersebut, Johar hanya diberi waktu tiga bulan. Selain itu, di saat yang sama pula, Johar ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Asprov PSSI Aceh. Penunjukannya tersebut kemudian menuai penolakan dari pengurus Asprov PSSI Aceh. Pada program Mata Najwa bertajuk ‘PSSI Bisa Apa?’ edisi sebelumnya, nama Exco PSSI, Hidayat, diungkap oleh manajer Madura FC, Yanuar Herwanto, atas keterlibatannya dalam pengaturan skor laga Liga 2 antara Madura FC dan PSS Sleman. Kini dengan terungkapnya dua anggota Exco lain bernama Johar dan Papat atas keterlibatannya pada kasus penipuan dan pengaturan skor yang menimpa Persibara Banjarnegara, apakah kedua orang tersebut akan mengundurkan diri juga dan menerima sanksi yang sama seperti yang diterima Hidayat? (*)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: