Warga RW 10 Samadikun Utara Manfaatkan Sampah untuk Kerajinan Meja dan Kursi
CIREBON-Masalah sampah dialami nyaris semua kawasan permukiman di Kota Cirebon. RW 10 Samadikun juga demikian. Belakangan ada sentuhan berupa pelatihan dari kementerian. Yang kemudian mendorong mereka untuk berkreasi. Sore itu Radar Cirebon banyak berbincang. Dengan Tuti Hartuti, bendahara RW 10 Samadikun Utara. Tuti mewakili Lukman selaku ketua RW yang masih ada perjalanan pulang dari Kabupaten Kuningan. Di rumah Tuti banyak botol-botol berisi kemasan plastik di dalamnya. Itu bukan botol bekas biasa. \"Ini Ecobrik namanya,\" jawabnya ketika ditanya Radar Cirebon. Botol mineral 600 ml dan 250 ml yang jadi medianya. Di dalamnya sudah padat dengan plastik kemasan yang sudah dicuci bersih. Untuk membuat ecobrick ini mudah saja. Botol mineral bekas dikumpulkan. Untuk RW 10 Samadikun Utara, kebetulan sudah ada bank sampah. Di situ, setiap satu kilogram sampah ditukar dengan uang tunai Rp2 ribu. Sudah termasuk sedekah sampah, sebesar 25 persen. Yang nantinya dipakai untuk ecobrick. \"Saya yang cari nasahabnya. Masyarakat sini ternyata antusias sampai banyak yang gabung jadi nasabah bank sampah juga,\" kata Tuti. Saat ini sudah ada sekitar 80 nasabah di wilayah RW 10 Samadikun Utara. Setiap dua kali dalam sebulan ia berkeliling mengumpulkan sampah dari RT 01 sampai RT 03. Dari sedekah sampah yang didapat kemudian dipilah lagi secara manual. Sampah kemasan bekas shampoo, makanan dan minuman ringan dan sampah platik kemasan serta botol mineral dipilah lagi. Kemudian dicuci sampai bersih. Dari sana dilanjutkan dengan proses pemadatan botol mineral bekas. Karena nantinya sampah plastik rumah tangga bekas tersebut akan dimasukan ke dalam botol. \"Cari botolnya itu harus sama, kan nanti dibuat meja dan kursi yang dudukannya harus sama juga,\" ucapnya. Untuk satu botol mineral bekas ukuran 600 ml memerlukan sampah plastik sebanyak empat kantong kresek atau 250 gram sampah plastik. Sampah plastik bekas tersebut kemudian digulung kecil dan dimasukan ke dalam botol sepadat mungkin. Sampah yang dimasukan ke dalam botol harus sepadat mungkin sampai tidak ada udara di dalamnya. Menurut Tuti di sini kuncinya. Karena untuk dijadikan meja dan kursi perlu botol ecobrick yang kokoh kuat menahan beban. Sedangkan untuk ukuran botol mineral bekas yang kecil sekitar dua kantong kresek sampah atau sekitar 150 gram sampah plastik. “Botol itu harus benar-benar penuh padat. Sampai nggak ada udara di dalamnya,” ucap dia. Setelah botol-botol mineral tadi sudah padat oleh sampah plastik, masuklah pada tahap pembuatan kursi dan meja. Untuk membuat kursi kecil butuh 14 sampai 16 botol ecobrick yang disatukan dan ditempelkan menggunakan lem tembak. Dari sana lem dibiarkan kering. \"Dari itu kita susun warna plastiknya dalam botol bekas. Pertama kita masukan kresek warna hitam atau putih seragam. Baru sampah plastik kemasan yang kemudian kita kasih juga sampah kresek lagi di tengah dan ditutup sampah plastik lagi sampai finishing. Jadi kursi atau meja itu warnanya ya udah sewarna gitu,\" jelasnya. Dengan ecobrick ini diharap bisa membawa semangat baru untuk warga. Bagaimana mengolah sampah menjadi lebih berguna. Sedekah sampah yang diubah menjadi kerajinan bermanfaat. Diubah menjadi kursi dan meja yang lebih inovatif dan kreatif hanya dengan bermodalkan sampah botol bekas dan sampah plastik rumah tangga bekas. (myg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: