Tuntutan Reformasi PSSI Semakin Kuat

Tuntutan Reformasi PSSI Semakin Kuat

JAKARTA-Anggota Komite Eksekutif (Exco) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Johar Lin Eng dintangkap Tim Satgas Anti-Mafia Bola terkait kasus dugaan pengaturan skor sepak bola nasional. Johar ditangkap di area kedatangan Bandara Halim Perdana Kusuma, Kamis (27/12) sekitar pukul 10.12 WIB. Status pria yang juga Ketua Asosiasi Provinsi PSSI Jawa Tengah ini resmi tersangka. Kabid Humas Polda Metro Jaya yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Media Satgas Anti-Mafia Bola Kombes Argo Yuwono mengatakan penangkapan Johar dilakukan berdasarkan laporan dari manajer klub di Jawa Tengah. Johar diduga terlibat dalam praktik pengaturan skor pertandingan sepakbola nasional Liga 3 2018. Dugaan itu, salah satunya didasari keterangan mantan Ketua Asprov PSSI Banjarnegara Budhi Sarwono dalam sebuah acara bincang-bincang yang disiarkan televisi nasional. Dalam acara tersebut, Budhi dan manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indrayani diminta uang Rp500 juta oleh Johar untuk menjadi tuan rumah babak gugur Liga 3. Bahkan, dalam kesempatan itu, pihak Persibara juga mengklaim sudah menyetorkan sejumlah uang dalam setiap pertandingan. Mereka juga membeberkan bukti transfer. Selain itu, pihak Persibara juga menyebutkan bahwa Johar sebagai perantara klubnya dengan mafia pengaturan skor bernama Priyanto. Penangakapan Johar juga dibenarkan oleh Anggota Exco PSSI lainnya, Gusti Randa. Ia mengaku terkejut dengan penangakapan tersebut “Benar (terkait penangkapan Johar Lin Eng). Namun Saya belum tahu (kronologinya seperti apa). (mendapatkan info penangkapan Johar) dari kawan Exco juga,” ungkap Gusti. Ia mengaku terkejut adanya kabar penangkapan Johar Lin Eng tersebut. Menurutnya, terakhir kali dirinya bertemu Johar saat rapat evaluasi Exco PSSI di Hotel Sultan Jakarta, beberapa waktu lalu. “Kan tak ada pembahasan soal nama dia yang ramai dibicarakan selepas acara (di stasiun televisi itu). Jelas, penangkapan ini membuat Exco kaget,” terang Gusti. Lebih lanjut, Gusti Randa mengatakan pihaknya dalam hal ini PSSI akan melakukan tindakan. Akan tetapi, menurut Gusti, pihaknya masih menunggu proses penangkapan yang dilakukan oleh Tim Satgas Anti-Mafia Bola saat ini. “Tindakan selanjutnya sedang diurus dari pihak kesekjenan. Tapi saya kira ini proses penangkapan, jadi kita tunggu 1x24 jam karena menurut hukum acara seperti itu,” jelasnya. Lain dengan Gusti Randa, Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono enggan menanggapi banyak soal penangkapan tersebut. Ia hanya sedikit berkomentar, bahwa pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada hukum. “Dari kita (PSSI) singkat saja. Kita menghormati dan mengikuti saja proses hukum yang berjalan,” tutur pria yang akrab disapa Jokdri tersebut. Jelas, jika benar terbukti Johar Lin Eng ada di balik pengaturan skor di sepak bola nasional, hal itu tentunya akan mencoreng nama baik PSSI sebagai induk sepak bola di Tanah Air. Sebelumnya, nama PSSI juga sempat tercoreng setelahh salah satu Anggota Exco PSSI yang kini telah mengundurkan diri, Hidayat, terbukti memiliki upaya melakukan suap dengan menawarkan sejumlah uang kepada klub Liga 2 Madura FC. Hal itu muncul di permukaan usai manajer tim Liga 2 Madura FC, Januar Herwanto membuat pengakuan terbuka dalam sebuah acara diskusi yang disiarkan secara langsung melalui stasiun televisi swasta. Menanggapi hal ini, mantan Anggorta Exco PSSI, Bob Hippy kepada Fajar Indonesia Network (FIN)/Radar Cirebon Group, Kamis (27/12) mengatakan bahwa tindakan kecurangan yang dilakukan oleh anggota-anggota Exco PSSI itu merupakan salah Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi. “Dari awal Ketua Umum PSSI sudah salah pilih anggota Exco. Jelas tindakan-tindakan (dugaan pengaturan skor) ini sudah mencoreng federasi (PSSI). Dan ini harus diganti seluruhnya, anggota-anggota Exco PSSI,\" ungkap pria yang akrab disapa Om Bob itu. Lebih lanjut ia menuturkan tindakan pengaturan skor yang diduga melibatkan anggota Exco PSSI ini tak merta hanya pelakunya saja yang menerima hukuman. Menurutnya, PSSI juga harus bertanggung jawab atas tindakan tersebut. “Bukan hanya orangnya (pelakunya) saja yang dihukum, akan tetapi PSSI juga harus bertanggung jawab juga dengan hukuman,\" terang Om Bob. Bahkan, pria yang juga pernah menjabat sebagai Koordinator Tim Nasional (Timnas) Sepak Bola Indonesia itu menegaskan bahwa sudah seharusnya PSSI dilakukan perubahan atau reformasi. “PSSI-nya harus direformasi. Sudah saatnya PSSI serta manajemennya diatur oleh orang-orang yang paham dengan sepak bola,” tukas Om Bob. (gie/fin/wsa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: