Masyarakat Kritik Pemerintah Tak Mampu Kendalikan Harga Telur Ayam

Masyarakat Kritik Pemerintah Tak Mampu Kendalikan Harga Telur Ayam

JAKARTA-Kenaikan sejumlah bahan pangan, terutama telur dan daging ayam, dikeluhkan masyarakat. Mereka mengkritik pemerintah tidak mampu mengendalikan harga. Bahkan kenaikan tersebut selalu terulang setiap akhir tahun pada momentum Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Eka (43) ibu rumah tangga, kecewa dengan pemerintah atas pasifnya menanggulangi kenaikan bahan pangan. “Seperti tidak ada kebijakan yang jelas. Kenaikan bahan pangan tersebut naik sekitar Rp5.000. Bingung sekarang, mau Tahun Baru harga-harga pada naik begini,\" katanya, Kamis (27/12). Rinawati (50) juga mengeluh harga menjelang Tahun Baru rata-rata naik. Jika biasanya dia membeli daging ayam per bagian, misal dada atau paha, dibanderol Rp19 ribu per kilogram, kini naik jadi Rp22 ribu per kilogram. \"Setiap mau Natal dan Tahun Baru harga-harga memang naik. Kenaikan sudah dari tiga minggu lalu,\" ungkap dia. Presiden Peternak Layer Nasional Ki Musbar Mesdi menyatakan, kenaikan harga telur di kedua momen tersebut merupakan hal yang wajar. Namun seharusnya tidak terlalu melonjak tinggi. \"Momentum Natal dan Tahun Baru juga membuka peluang kepada para pedagang telur untuk meningkatkan harga jual mereka,\" kata Ki Musbar. Dia meminta, kenaikan harga telur ayam saat ini tidak perlu dibesar-besarkan karena membuat iklim pasar tidak sehat. \"Ini seperti dibuat seolah-olah harga Farm Gate di tingkat peternak meningkat. Padahal dalam fakta yang sebenarnya, mereka menekan peternak dengan harga serendah-rendahnya dengan cara membatalkan order rutin yang biasa sudah disepakati bersama peternak,\" ujar dia. Dia meminta kepada seluruh seluruh pemangku kepentingan pebisnis telur konsumsi, mulai dari peternak sampai pedagang untuk menjaga kerja sama yang sudah terjalin baik selama ini. \"Kalau pun mengambil untung ya yang sewajarnya saja sesuai dengan harga acuan yang sudah ditetapkan pemerintah, yaitu Permendag Nomor 96 Tahun 2018,\" kata dia. Terpisah, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Fini Murfiani mengatakan bahwa ketersediaan telur dan daging ayam tercukupi. \"Jika kondisi harga ini semakin tidak terkendali, pemerintah akan melakukan tindakan dalam pengendalian harga. Yang pasti kita akan selalu berkoordinasi dengan stakeholder terkait,\" kata dia. Sebelumnya, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian menyebut, hingga akhir tahun, sejumlah bahan pangan tercukupi seperti minyak goreng mengalami surplus sebanyak 24,501 juta ton, gula pasir 334 ribu ton, bawang merah 136 ribu ton, daging ayam 335 ribu ton, telur ayam 806 ribu, daging sapi/kerbau 233 ribu ton, cabai besar 90 ribu ton, dan bawang putih 400 ribu ton. (din/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: