Persib Ultimatum Pemain dengan Pemecatan jika Terlibat Kasus Pengaturan Skor

Persib Ultimatum Pemain dengan Pemecatan jika Terlibat Kasus Pengaturan Skor

JAKARTA -Penangkapan sejumlah tersangka pelaku pengaturan skor (match fixing) membuat sejumlah klub mawas diri adanya keterlibatan para pemainnya dalam kasus tersebut. Sejumlah klub mengulitmatum para pemainnya jika terjerat dalam kasus ini. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh tim peserta Liga 1 Indonesia, Persib Bandung. Persib ultimatum pemain dengan pemecatan jika terlibat kasus pengaturan skor Tim kebanggaan Kota Bandung ini telah mengultimatum para pemainnya jika terlibat dalam tindakan kecurangan langsung disanski. Salah satu konsekuensinya adalah pemecatan tanpa proses pemberian pesangon. “Yang jelas ada sanksi (jika ada yang berani melanggar). Karena sudah jelas tugasnya pemain itu bermain dengan baik,” ungkap Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Kuswara S Taryono, Sabtu (29/12). Menurut Kuswara, langkah yang bisa dilakukan adalah memagari para pemainnya terhindar dari kasus penyuapan dan pengaturan skor. Ia tidak merinci lebih jauh soal sanksi jika pemainnya terlibat pengaturan skor. Namun yang pasti, semua hak dan kewajiban, termasuk sanksi, sudah disepakati dan tercantum dalam kontrak. “Jadi begini, pemain itu semua kan sudah terikat kontrak dengan tim. Ada yang menyangkut hak dan kewajiban, tata tertib, dan pada intinya bermainlah sesuai ketentuan dan koridor dalam kontrak tersebut,\" terangnya. Seperti diketahui, Tim Satgas Anti-Mafia Bola bentukan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian berhasil mengamankan empat pelaku yang diduga terlibat dalam skandal pengaturan skor dalam kompetisi tanah air. Keempat pelaku itu adalah anggota Komdis PSSI, Dwi Irianto, Anggota Exco PSSI Johar Lin Eng, mantan anggota Komite Wasit PSSI Priyanto (P) dan anak Priyanto, Anik Yuni Artika Sari. Penangkapan terhadap keempat pelaku ini didasari keterangan mantan Ketua Asprov PSSI Banjarnegara Budhi Sarwono dalam sebuah acara bincang-bincang yang disiarkan televisi nasional. Dalam acara tersebut, Budhi dan manajer Persibara Banjarnegarla, Lasmi Indrayani diminta uang Rp 500 juta oleh Johar untuk menjadi tuan rumah babak gugur Liga 3. Bahkan, dalam kesempatan itu, pihak Persibara juga mengklaim sudah menyetorkan sejumlah uang dalam setiap pertandingan. Kasus pengaturan skor juga dikomentari Andik Vermansyah. Pemain yang kabarnya bakal bergabung dengan Madura United pada musim 2019 berharap pihak Satgas Anti-Mafia Bola bisa memberantas seluruh pelaku yang terlibat dalam perbuatan tak terpuji tersebut. “Semoga (tim Satgas Anti-Mafia Bola) bisa memberantas semuanya (pelaku), demi sepak bola Tanah Air ke depannya,” tukas pemain Timnas Garuda itu kepada Fajar Indonesia Network (FIN). (gie/fin/tgr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: