Akibat Puting Beliung 247 Bangunan Rusak, Pemkab Hanya Berikan Stimulan
CIREBON-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon merilis hasil akhir pendataan kerusakan rumah akibat puting beliung di wilayah Panguragan. Terungkap, jumlah rumah yang mengalami kerusakan 247 unit. BPBD juga mengungkapkan bahwa Pemkab Cirebon hanya memberikan anggaran stimulan perbaikan rumah. Kepala BPBD Kabupaten Cirebon Dadang Suhendar mengatakan dari 247 bangunan, ada yang mengalami kerusakan ringan, sedang, serta berat. “Ada 6 rumah yang masuk kategori berat, 4 rumah kategori kerusakan sedang, sedangkan sisanya mengalami kerusakan ringan,” ujarnya. Untuk enam rumah yang mengalami kerusakan berat, menurut Dadang, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Baznas. “Nantinya akan dibantu oleh Baznas Kabupaten Cirebon. Sedangkan untuk kerusakan ringan dan sedang akan ditangani langsung oleh Pemkab Cirebon.,” ungkapnya. Masih menurut Dadang, penanganan kerusakan bangunan yang dilakukan Pemkab Cirebon tidak bisa dilakukan secara menyeluruh. “Pemkab Cirebon hanya untuk stimulan saja, tidak bisa semuanya sampai benar lagi. Karena setiap kategori kerusakan itu sudah ada besaran nilai bantuannya yang sudah ditentukan oleh perbup,” katanya. Terkait pengungsi, Dadang memastikan sejak Senin pagi (31/12) lalu sudah tidak ada warga korban puting beliung yang mengungsi ke masjid ataupun musala. “Pas malam malamnya saja warga mengungsi. Setelah itu, semua sudah kembali ke rumah masing-masing,” ungkap Dadang. Sementara itu, warga korban angin puting beliung berharap segera mendapat bantuan perbaikan rumah. Hingga kemarin, warga melakukan perbaikan dengan sistem gotong-royong. Salah satu warga Panguragan Kulon, Aminah (49), mengatakan bantuan yang paling dibutuhkan saat ini adalah perbaikan rumah. Meski begitu, dirinya merasa bersyukur atas bantuan konsumsi seperti mi instan dan beras yang telah ia terima dari pemerintah daerah maupun relawan. Saat Radar Cirebon berkunjung ke Blok 3 Panguragan Kulon, rumah Aminah sedang dilakukan pemasangan genteng sisa bencana yang beberapa di antaranya masih dapat digunakan. Selain atap, telihat kaca jendela dan pintu turut menjadi sasaran ganasnya angin kala itu. Di rumahnya, Aminah tinggal bersama 3 orang anaknya. Suaminya sendiri telah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Warga lainnya bernama Saniah (47), mengaku kondisi rumahnya sama sekali sudah tidak dapat ditinggali. Dirinya juga mengharapkan bantuan materi berupa uang untuk membeli bahan bangunan. Karena kondisinya yang rusak, untuk sementara Saniah tinggal di rumah tetangganya. “Sekarang rumahnya lagi diberesin sama suami dan tetangga dari bekas reruntuhan. Tapi nggak tahu kapan akan diperbaiki. Semoga segera ada perhatian dari pemerintah,” ujarnya. Warga lainnya yang juga mengalami kerusakan rumah dan gudang botol adalah Hj Hamidah. Ia menuturkan, bantuan yang diterimanya baru berupa mi instan dan beras. Dikatakan, bantuan yang mengalir dirasanya kurang tepat sasaran. “Ada 2 rumah dan 2 gudang milik saya yang atapnya rusak. Seharusnya yang didahulukan perbaikan rumah, mengingat rumah sebagai tempat berteduh. Namun begitu saya berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan,” tukasnya. (den/ade)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: