Berkunjung ke Rumah Nuraeni, Pederita Kanker Payudara asal Kelurahan Cijati

Berkunjung ke Rumah Nuraeni, Pederita Kanker Payudara asal Kelurahan Cijati

Nuraeni (44), warga RT 01/ 05 Lingkungan Melati Kelurahan Cijati, Kecamatan Majalengka sejak 6 bulan lalu divonis menderita kanker servick dan payudara. Karena keterbatasan ekonomi, perempuan yang akrab disapa Nur kini hanya bisa terbaring di tempat tidur dan belum melanjutkan program pengobatan yang harus dijalaninya di RS Hasan Sadikin Bandung. Lalu bagaimana kondisinya kini? Almuaras, Majalengka     DITEMUI di kediamannya, Nur tampak terbaring lemas tak berdaya di ranjang kamar tidurnya. “Kalau penyakit kanker payudara sedang terasa sangat sakit mata ini sulit dibuka,” ujarnya kepada Radar dengan nada  lemas. Penyakitnya itu terasa sakit bila memasuki malam hari dan dirinya kerap meringis kesakitan. Nur berharap dirinya bisa sembuh seperti sedia kala. Sementara itu, suami Nur, Momod (48) menyebutkan, sakit yang diderita istrinya berawal pada Maret 2018 lalu, mengalami sakit pinggang dan sering mual serta jadwal mentruasi yang tidak teratur. Setelah menjalani pemeriksaan melalui puskesmas dan rumah sakit, istrinya terkena kanker serviks stadium 3. “Sekarang mulai menjalar ke payudara sebelah kiri yang sudah terlihat membengkak dan tubuhnya sebagian sudah mati rasa,” ujarnya. Diungkapkan pria yang berprofesi sebagai penjual es keliling itu, istrinya sempat berobat di RS Hasan Sadikin Bandung pada Oktober 2018 dengan menggunakan BPJS Mandiri. Awalnya, bersama istrinya menjalani pengobatan masih bisa dengan menaiki kendaraan umum. Tapi justru saat ini kedua kaki istrinya lumpuh, sehingga tidak bisa kemana-mana dan praktis hanya terdiam di tempat tidur. “Kalaupun naik kursi roda tidak bisa berlama-lama, karena punggungnya merasa sakit,” ujarnya. Pada saat pengobatan di RSHS Bandung itu,  istrinya menjalani kemo terapi sinar luar untuk kanker servick-nya dan kemudian di bagian payudara. “Ada benjolan sebesar telur di payudara istri. Dan kalau sakit terlihat merintih kesakitan,” ujarnya. Diakuinya, beberapa waktu lalu, Camat Majalengka dan Lurah Cijati datang menjenguk dan memberi bantuan serta memberikan motivasi untuk terus menjalani terapi. “Kami ingin membawa istri untuk menjalani pengobatan dan terapi lanjutan, tapi terkendala biaya transportasi dan akomodasi,” tuturnya. Diakuinya, selama lima bulan menjalani pengobatan dan terapi di RSHS Bandung, dirinya tinggal di rumah singgah Yayasan Rumah Teduh Bandung. Ke depan ada dermawan atau donatur yang bisa membantu untuk biaya pengobatan istrinya, terutama akomodasi pada saat menjalani terapi. Sementara itu, warga sekitar yang peduli dengan kondisi Nuraeni ikut menggalang bantuan melalui media sosial #DonasiUntukNuraeni dan  #NuraniUntukNuraeni. Seorang anaknya, Putri mengaku sedih bila melihat ibunya menahan sakit. Putri berharap ibunya yang masih bisa makan dan minum sendiri di tempat tidur bisa pulih seperti sediakala. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: