Sejumlah Provinsi di Indonesia Terancam Potensi Bencana Longsor: Waspada Jawa Barat
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat mewaspadai potensi peningkatan ancaman bencana longsor di sejumlah provinsi di Indonesia selama musim hujan pada tahun ini. \"[Longsor] meluas potensinya di sebagian besar wilayah Indonesia, mulai dari sebagian besar [daerah] di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, utamanya Jawa Barat dan Jawa Tengah, Kalimantan, Bali, NTB, NTT, Maluku dan Papua,\" demikian siaran resmi tertulis PVMBG pada Minggu (13/1/2019). PVMBG mengingatkan wilayah yang secara umum berpotensi mengalami longsor adalah jalur jalan dan pemukiman di perbukitan, pegunungan, serta sepanjang aliran sungai. Di Pulau Sumatera, lembaga ini mendeteksi potensi longsor di wilayah Aceh bagian barat dan Aceh bagian tengah, Sumatera bagian Barat dan Sumatera Utara. Sedangan di Pulau Jawa, potensi longsor tersebar titiknya di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sementara di Kalimantan, bencana gerakan tanah itu berpotensi terjadi di wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Wilayah lain yang juga memiliki titik-titik rawan longsor adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, NTB, NTT dan Papua. Selama seminggu belakangan, PVMBG mencatat terjadi bencana gerakan tanah di sejumlah wilayah, yakni Kabupaten Simalungun, Kabupaten Bener Meriah, Kota Balikpapan, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Toraja Utara. Selain itu, dalam sepekan terakhir, longsor juga terjadi di Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Garut, Kabupaten Kediri, Kota Kendari, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Magetan, Kota Bekasi, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Sikka. Salah satu kejadian longsor terakhir muncul di jalur jalan penghubung Pematangsiantar - Parapat, tepatnya di Jembatan Siduadua, Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatra Utara. \"Gerakan tanah terjadi pada Jumat, 11 Januari 2019 sekitar pukul 14.30 WIB. Longsor ini yang kedelapan kali terjadi dalam sebulan terakhir. Gerakan tanah mengakibatkan Jembatan Siduadua tertutup material longsoran,\" begitu catatan PVMBG. Penyebab longsor tersebut di antaranya adalah kemiringan lereng yang terjal, tanah bersifat gembur dan mudah menyerap air, serta curah hujan yang tinggi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: