Pemkab Cirebon Prioritaskan Bangun Rumah Sakit Tipe D dan C

Pemkab Cirebon Prioritaskan Bangun Rumah Sakit Tipe D dan C

CIREBON-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon akan memprioritaskan membangun rumah sakit tipe D atau C, dan mengembangkan puskesmas. Tujuannya untuk dapat saling kait-mengaitkan antara pelayanan di ketiga fasilitas kesehatan tersebut. Demikian diungkapkan Penjabat Bupati Cirebon Dicky Saromi dalam kunjungannya ke RSUD Arjawinangun. Kunjungan Penjabat Bupati Dicky ke RS Arjawinangun untuk mengetahui seberapa jauh pelayanan, operasional, dan teknologi yang digunakan di rumah sakit tipe B tersebut. “Jadi saya menceritakan gambaran umum kesehatan di Kabupaten Cirebon, dan seperti apa operasional pelayanan di rumah sakit ini. Ternyata tadi ada hal yang harus kita bahas bersama, tidak hanya menyangkut soal SDM nya, tetapi soal aset dan peralatan, serta operasionalisasi kedepan,” ujarnya didampingi Kepala Dinas Kabupaten Cirebon Enny Suhaeni, Direktur RSUD Arjawinangun Bambang Sumardi, Camat Arjawinangun Sutismo, perangkat desa dan sejumlah staf rumah sakit. Dikatakannya, RSUD Arjawinangun telah menjadi rumah sakit rujukan terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah atapun masyarakat pada umumnya. Hal itu dikarenakan RSUD Arjawinangun telah mempunyai fasilitas dan dokter spesialis yang cukup lengkap. Namun ia juga mengatakan, sisi Sumber Daya Manusia (SDM) RSUD Arjawinangun, masih perlu dilakukan penambahan-penambahan tenaga dokter dan perawat. Yang terpenting, menurutnya, adalah bagaimana rumah sakit tersebut dapat saling kait mengaitkan dengan penanganan di puskesmas maupun penanganan di rumah sakit tipe D atau C. “Sepertinya kita, Kabupaten Cirebon akan coba memprioritaskan untuk membangun rumah sakit D dan C nya. Bisa jadi juga dengan puskesmas nanti akan kita kembangkan,” jelasnya. Disamping hal tersebut, lanjut Dicky, rumah sakit tidak hanya bersifat kuratif. Tetapi, harus berkontribusi dalam hal pencegahan. “Kita lihat persoalan stunting, HIV/AIDS, kemudian disabilitas baik mental ataupun fisik. Itu menjadi catatan kita untuk saling berkaloborasi satu sama lain,” bebernya. Dikatakannya, kunjungan dan segala sesuatu yang dibicarakan saat itu mempunyai harapan di tahun 2019 dan tahun-tahun setelahnya, yaitu 12 indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan di Kabupaten Cirebon akan dicapai secara bersama-sama dan salah satunya di kontribusi oleh RSUD Arjawinangun. Sementara itu, Direktur RSUD Arjawinangun, Bambang Sumardi menuturkan, sebagian besar pasien menggunakan BPJS. Dengan pelayanan berjenjang, diakuinya akan merepotkan pasien.  “Makanya tadi saya sampaikan ke pak Pj Bupati, inilah yang harus dibicarakan dengan BPJS. Walaupun memang betul BPJS juga melaksanakan amanat undang-undang, tapi seharusnya bisa lebih fleksibel. Kasihan, terkadang masyarakat sampai tidak berobat, karena ngga punya uang dan jauh,” ujarnya. Lebih lanjut ia mengatakan, Pj bupati mengapresiasi keberadaan RSUD Arjawinangun yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Dikarenakan RSUD Arjawinangun mempunyai beberapa peralatan canggih yang tidak dimiliki oleh RS lain. “Contohnya MRI (Magnetic Resonance Imaging), rumah sakit daerah yang ada di wilayah 3 hanya Arjawinangun. Kemudian Mikroskop se-Indonesia hanya 2 di RSCM dan di RS Arjawinangun,” bebernya. (ade)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: