Rokhmin Bantah Klaim Sunjaya

Rokhmin Bantah Klaim Sunjaya

Tak Pernah Paketkan Pasangan Sunjaya-Tarmadi SUMBER - Klaim bakal calon bupati H Sunjaya Purwadi, ternyata bertepuk sebelah tangan. Ketua DPP PDIP Prof Dr Rokhmin Dahuri membantah telah memberi restu dengan memaketkan pasangan Sunjaya-H Tarmadi (Jadi) untuk diusung PDIP dalam pilbup mendatang. “Pada dasarnya, kita akan kembali kepada mekanisme partai. Sunjaya dan Tarmadi yang mengatakan sudah dipaketkan hanya klaim saja,” ujar Rokhmin kepada Radar, Jumat (4/5). Proses pemaketan dan rekomendasi, kata Rokhmin, merupakan kewenangan DPP, khususnya Ketua Umum DPP PDIP Hj Megawati Soekarno Putri. “Saya hanya ketua DPP, bukan ketua umum. Posisi saya sampai saat ini dalam keadaan netral, tidak memihak sana sini. Belum ada paket-paketan, kan masih ada tahap penjaringan,” ucap Rokhmin sambil tertawa kecil. Hingga saat ini, pihaknya masih menunggu siapa kandidat yang paling layak diusung PDIP pada pemilihan bupati mendatang. DPP juga masih memberikan ruang bagi para calon bupati untuk bersosialisasi. Adapun kedekatan dengan H Tarmadi, itu hanya sebatas hubungan kekeluargaan antara paman dengan keponakan. “Terkait Sunjaya yang bertemu di rumah makan Minang Saiyo Kota Cirebon, itu juga kebetulan saja. Tapi kadang-kadang posisi sebagai tokoh itu susah juga ya, selalu disalahtafsirkan, apalagi momentumnya menjelang pilkada. Saya tegaskan sekali lagi, klaim bahwa saya memaketkan Sunjaya dan Tarmadi, tidak benar sama sekali. Mereka itu merasa ke PD-an saja,” bebernya. PAC GERAM Terpisah, wacana pemaketan yang menempatkan H Tarmadi di posisi bakal calon wakil bupati, tidak diterima sejumlah pengurus PAC. “Saya tidak terima kalau kader PDIP diposisikan E2. Padahal Sunjaya bukan kader partai. Kalau ngomong jangan sembarangan. Jangan main klaim, jangan sesumbar dalam pilkada ini. Apalagi PDIP partai pemenang Pemilu 2009,” tegas Sunadi, ketua PAC PDIP Kecamatan Pabedilan, kemarin. Menurutnya, pemaketan calon dari PDIP tidak akan terwujud. Sebab, tidak mungkin kader dari partai pemenang pemilu diposisikan sebagai E2, sementara E1 dari eksternal. “Saya pikir juga, kader-kader PDIP mulai dari timur sampai barat tidak akan setuju apabila kader PDIP di posisi E2. Tapi bisa jadi Sunjaya hanya mengklaim saja. Sunjaya kan baru beberapa bulan gabung ke PDIP,” tegasnya. Dia juga meragukan loyalitas Sunjaya, sebab pernah menyosialisasikan diri sebagai calon dari Partai Demokrat. Tapi, entah karena tidak mendapatkan kesempatan di partai tersebut, lalu Sunjaya meloncat ke PDIP dan langsung mengklaim seolah-olah dia yang dipilih sebagai E1. “Ini terkesan buruk, sebab dia bagaikan kutu loncat, tidak punya komitmen yang jelas, sehingga akan merusak citra PDIP ke depan,” tandasnya. Hal senada diungkapkan pengurus PAC PDIP Losari Rasbin. Dia mengatakan, apa yang dilontarkan Sunjaya bahwa E1 adalah harga mati dengan memposisikan kader PDIP di posisi E2, sebagai penghinaan kepada partai. “Sunjaya itu harus berkaca diri, dia kan bukan kader PDIP tulen, tiba-tiba ngotot jadi E1 melalui PDIP, maksudnya apa?” ucapnya. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: