Cirebon Power Pioner Vokasi Bidang Ketenagalistrikan

Cirebon Power Pioner Vokasi Bidang Ketenagalistrikan

CIREBON–Kebutuhan industri akan tenaga kerja ahli terus meningkat. Untuk tahun ini, paling tidak membutuhkan 600 ribu tenaga kerja dari berbagai latar belakang dan keahlian. Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar mengatakan, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan industri akan terus bertambah. Ini menjadi konsekuensi sekaligus tantangan, mengingat masifnya investasi yang masuk ke Indonesia. “Untuk sekarang saja 600 ribu tenaga kerja. Jumlah tersebut harus mampu dipenuhi. Program vokasi menjadi salah satu jembatan agar tenaga kerja siap untuk terjun kedunia industri,” ujarnya saat menghadiri kelulusan siswa Vokasi Ketenagalistrikan Cirebon Power, Rabu (23/1). Dikatakan Haris, saat ini bila ditotal ada sekitar 17 juta tenaga kerja yang terjun di sektor industri. Melalui program vokasi atau pendidikan kejuruan yang biasa dikenal sebagai pendidikan skill based, diharapkan mampu mempercepat proses akselerasi antara SDM tenaga kerja sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. Program vokasi sebetulnya sudah berjalan beberapa tahun terakhir. Tapi untuk bidang ketenagalistrikan baru Cirebon Power yag melakukan. “Program ini merupakan inisiatif Cirebon Power untuk menyiapkan tenaga ahli dibidang operator ketenagalistrikan, tentu ini sangat kita apresiasi,” imbuhnya. Dari data kemenperin, jumlah siswa vokasi untuk tahun lalu secara nasional sekitar 32 ribu dan untuk untuk tahun ini menargetkan sebanyak 72 ribu. Mereka akan disalurkan langsung kepada industri, karena kemenperin sudah menjalin kerja sama dengan 650-700 perusahaan. Selain itu ada 1800 SMK bahkan ada 34 prodi yang diselaraskan, di mana penyusunannya dilakukan secara bersama-sama antara kemendikbud, kemenperin dan pihak industri. Sementara itu, Presiden Direktur Cirebon Power Heru Dewanto menjelaskan, program vokasi Cirebon Power akan menghasilkan tenaga kerja yang kompeten di bidang ketenagalistrikan. Program ini merupakan hasil kerjasama Cirebon Power dengan Korean Midland Power (Komipo) dan Kementerian Perindustrian. Untuk angkatan pertama ada 19 siswa yang dinyatakan lulus. Diharpakan mereka dapat meningkatkan peluang untuk bekerja di pembangkit. Sebab, saat ini proyek listrik pemerintah 35 ribu MW (mega watt) sudah berjalan. Dari total jumlah tersebut, sebanyak 18 ribu MW saat ini statusnya under construction sementara 11 ribu MW sudah masuk PPA untuk mulai kontruksi. “Banyak yang sudah mulai beroperasi tahun ini ataupun tahun depan. Tentunya ini butuh tenaga kerja dengan keahlian khusus untuk bisa masuk ke industri ini. Akan banyak tenaga kerja yang terserap,”paparnya. Terkait vokasi yang dilakukan Cirebon Power, menurut Heru program tersebut merupakan peserta kelas perdana yang dimulai sejak Agustus 2018 lalu. Untuk para peserta vokasi sendiri, pihak Cirebon Power mengambil peserta dari sejumlah lulusan terbaik SMK yang ada di Cirebon. Calon tenaga kerja yang menjadi peserta program ini harus mengikuti 200 jam belajar yang dibimbing instruktur dari Politeknik Manufaktur Bandung dan tenaga ahli dari Korea Midland Power. Di akhir program, para peserta mengikuti uji kompetensi dengan assessor dari Ikatan Ahli Teknik Ketenagalistrikan Indonesia (IATKI). Untuk lulusan vokasi ini dua orang telah diterima Cirebon Power. Sementara yang lainnya akan dimasukan ke dalam database. Nantinya para lulusan bisa terserap industri ketenagalistrikan. Termasuk di perusahan pembangkit lain, tak hanya di Cirebon Power. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: