Musim Hujan Bawa Berkah Bisnis Ular, Bisa Kumpulkan 1 Ton Dalam Tiga Hari

Musim Hujan Bawa Berkah Bisnis Ular, Bisa Kumpulkan 1 Ton Dalam Tiga Hari

CIREBON-Musim hujan menjadi berkah tersendiri bagi Yuda Mukti (39), warga Desa Kertasura, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon. Sebagai pengusaha pengolahan produk berbahan dasar reptil, musim hujan membuat dirinya mendapat rezeki berlimpah. Hasil tangkapan ular di musim hujan jauh lebih besar dibandingkan saat musim kemarau. “Kalau musim hujan para pencari ular juga ada, karena musim hujan banyak yang mencari kodok. Jadi sekalian mencari kodok, ularnya juga dibawa,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Mukti mengungkapkan, jika dibandingkan dengan musim kemarau, hasil tangkapan saat musim hujan bisa mencapai 5 kali dari musim kemarau. Saat musim hujan seperti ini, ia mampu mengumpulkan hingga 1 ton ular dalam 3 hari. “Kalau musim kemarau nyari 2 kuintal aja susah,” katanya. \"\"Peningkatan itu, diakuinya sudah terlihat pada hujan pertama yang turun akhir tahun lalu. Ular yang ia dapatkan dari sekitar Cirebon seperti wilayah Sumber, Penggung, Panguragan, dan Arjawunangun. Sementara ular dari luar Cirebon biasanya dari Purwakarta, Subang, dan Indramayu. Mukti biasanya mengambil ular-ular tersebut dari pengepul setiap 3 hari sekali. “Kalau keliling, saya bisa dapat 3-4 kuintal dari pengepul, tapi ada juga yang langsung datang ke sini, ngantarkan ke kita,” jelas suami dari Tasini tersebut. Setelah didapat dari pengepul, ular-ular selanjutnya dibersihkan dari kotoran dan bagian dalam perut. Ular kemudian dicuci dan ditata dengan cara melingkarkan ular seperti halnya obat nyamuk. Setelah itu ular-ular dimasukkan ke oven untuk pengeringan. “Kalau sudah kering kita bungkus dan dikirim ke adik saya di Karangkendal. Dia yang nanti mengirimkan kembali ke Surabaya,” ujarnya. \"\"Selain memanfaatkan bagian tubuh, Mukti juga memanfaatkan bagian kulit untuk kebutuhan aksesori maupun kebutuhan fashion. Sedangkan bagian telur dijual untuk kebutuhan para pemancing. Telur ular digunakan sebagai umpan. Biasanya pembeli berasal dari daerah lain seperti Jakarta. Harganya lumayan, Rp50 ribu sampai Rp60 ribu per kilogram. “Kalau jeroan ularnya untuk pakan lele. Direbus dulu, baru dikasihkan ke kolam,” kata Mukti. Tidak tanggung-tanggung, 6 tahun menjalani bisnis tersebut, Mukti kini telah memiliki 14 kolam ikan lele. Setiap kolam mampu menghasilkan 7-8 kuintal ikan lele setiap kali panen. Setiap setengah bulan ia panen lele secara bergantian di tiap kolam. Selain ular, ia juga mengolah reptil lain seperti kodok, tokek dan bahan obat herbal lainnya seperti menggkudu dan porang. Setiap hari, omzet usaha Mukti mampu mencapai Rp15 juta. “Lumayan. Dari usaha ini saya bisa beli rumah,” katanya senang. Ia masih berharap uluran tangan pemerintah agar memberikan perhatian terhadap usaha dirinya dan beberapa warga lain di Desa Kertasura. Setidaknya untuk gedung usaha agar lebih representatif. (day)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: