Facebook: Dari Manajemen, Divisi Baru dan Ingkar Janji Mark Zuckerberg ke WhatsApp Instagram

Facebook: Dari Manajemen, Divisi Baru dan Ingkar Janji Mark Zuckerberg ke WhatsApp Instagram

Beberapa waktu lalu, Facebook mengumumkan perubahan besar dalam manajerial perusahaan media sosial tersebut, sekaligus meluncurkan divisi blockchain pada Selasa (8/5/2018) lalu. Hal tersebut disampaikan oleh CEO Facebook Mark Zuckerberg. Hal tersebut dilakukan karena, saat ini Facebook sedang berusaha melakukan konsolidasi kekuatan pada perusahaan mereka, setelah diguncang skandal kebocoran data beberapa waktu lalu. Namun seperti diberitakan Reuters, tidak ada pemecatan atau perekrutan baru, termasuk jabatan untuk Zuckerberg dan COO Sheryl Sandberg. Chris Cox, kepala produk yang memegang layanan utama Facebook, saat ini juga diberikan tanggung jawab untuk mengurus Instagram, Messenger dan WhatsApp. Saat itu, Pimpinan teknologi Mike Schroepfer dan Wakil Direktur Pertumbuhan Javier Olivan, akan bertugas untuk mengawasi divisi lainnya, salah satunya yang berhubungan dengan \"platform baru dan infrastruktur\" dan mengenai layanan terpusat, misalnya sistem iklan. David Marcus, yang selama empat tahun belakangan menjadi kepala Messenger, meninggalkan jabatan tersebut untuk berpindah ke teknologi blockchain yang akan digunakan di seluruh layanan dari Facebook. Posisi David akan digantikan oleh Stan Chudnovsky, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala produk Messenger. Marcus menyatakan, teknologi blockchain di Facebook akan \"dimulai dari nol\". Chris Daniels semula berada di bagian ekspansi akses internet, dia akan menggantikan Kepala WhatsApp Jan Koum, salah seorang pendiri WhatsApp yang pada pekan lalu mundur. Kepala Produk Instagram, Kevin Weil, juga akan pindah ke divisi blockchain. Dia akan digantikan oleh Adam Mosseri, yang sebelumnya mengurus News Feed Facebook. Namun, sembilan bulan kemudian, Mark Zuckerberg mengingkari janjinya. Sang bos besar Facebook itu baru-baru ini dilaporkan akan membangun sebuah ekosistem jejaring raksasa dengan menyatukan semua aplikasi yang berada di bawah naungan Facebook.Inc. Aplikasi tersebut tak lain adalah WhatsApp, Instagram, dan Messenger yang sangat populer digunakan di seluruh dunia. Penggabungan ketiga aplikasi ini diklaim akan mempermudah seluruh pengguna aplikasi Facebook.Inc dalam mengirim pesan instan lintas platform. Sumber yang diklaim terlibat dalam perombakan ini mengatakan ada ribuan pegawai Facebook yang mencoba mengonfigurasi ulang bagaimana fungsi dasar WhatsApp, Instagram, dan Messenger. Dalam laporan New York Times, disebutkan bahwa WhatsApp, Instagram, dan Messenger tetap akan berdiri sebagai aplikasi mandiri. Hanya secara infrastrutur back-end akan disatukan. Zuckerberg juga meminta bahwa semua aplikasi dilengkapi dengan sistem enkripsi end-to-end seperti yang selama ini berlaku di WhatsApp. Dengan sistem ini, semua percakapan yang dikirim pengguna, disebut akan lebih aman dan tidak bisa diintip orang lain kecuali si penerima dan pengirim saja. \"Setelah perubahan ini berjalan, pengguna Facebook Messenger bisa mengirim pesan enkripsi ke seseorang yang hanya memiliki akun WhatsApp saja, misalnya. Saat ini hal itu tidak memungkinkan karena ketiga aplikasi terpisah,\" tulis laporan tersebut. Perubahan besar ini diperkirakan akan rampung pada akhir 2019 atau awal 2020, dan menjadi pekerjaan rumah yang panjang bagi para teknisi Facebook. Penggabungan tiga aplikasi naungan Facebook ini semakin menguatkan cengkraman kepemimpinan Zuckerberg terhadap ekosistem jejaring sosialnya. Apalagi setelah pendiri WhatsApp dan Instagram, bergiliran hengkang dari Facebook. Rumor mengatakan kepergian meraka dari kerajaan Facebook karena dominasi kepemimpinan Zukcerberg, yang kerap merecoki independensi aplikasi.Para pendiri WhatsApp dan Instagram tetap menginginkan aplikasi mereka berjalan dengan infrastruktur mesin yang terpisah dari Facebook. Mereka juga disebut kurang sepaham tentang model bisnis yang dijalankan Zuckerberg. Hal ini diakui langsung oleh Brian Acton, pendiri WhatsApp, setahun setelah ia resmi keluar dari Facebook. \"Menargetkan iklan adalah hal yang tidak saya sukai,\" aku Acton beberapa waktu lalu. Jika diingat, saat mengakuisisi WhatsApp dan Instagram bertahun-tahun lalu, Zuckerberg berjanji untuk membiarkan aplikasi-aplikasi tersebut berdiri secara mandiri. \"WhatsApp dan Messenger tumbuh secara mandiri karena mereka memiliki fungsi penggunaan yang berbeda,\" tegas Zuckerberg saat memaparkan laporan keuangan Facebook kuartal pertama 2014, seperti dikutip dari The Verge. Pernyataan serupa juga sempat dilontarkan Zuckerberg saat mengumumkan akuisisi Instagram tahun 2012. \"Kita harus ingat untuk terus menjaga dan membangun kekuatan Instagram dan fitur-fiturnya dari pada hanya mencoba untuk mengintegrasi semuanya ke Facebook,\" ujas Zuckerberg kala itu, dirangkum radarcirebon.com dari Mashable, Senin (28/1/2019). Tetapi sejak pengguna Instagram membludak, Facebook beberapa kali mencoba mengintegrasikan fitur di Instgram dan Facebook. Misalnya fitur berbagi postingan di Faceboook dan Instagram, di mana setiap unggahan pengguna di Instagram akan muncul di linimasa Facebook. Dilansir dari Tech Crunch, fitur lintas platform itu membuat ketegangan antara pendiri Instagram, Kevin Systrom dan Zuckerberg, di mana Kevin tidak suka dengan ide tersebut. Karena keadaan yang semakin memanas di internal Facebook dan Instagram, akhirnya Mark memutuskan untuk menarik semua tautan Instagram dari Facebook. Menilik skandal penyalahgunaan data pengguna Facebook beberapa waktu lalu, jelas kabar ini menyisakan pertanyaan tentang bagaimana keamanan dan regulasi yang akan diberlakukan kedepannya. Penggabungan tiga aplikasi ini seakan menguatkan tudingan monopoli media sosial yang dialamatkan Facebook beberapa waktu lalu. Sebelum rencana ini terkuak, sebuah grup advokasi mengedarkan petisi yang meminta Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) untuk mendesak Facebook agar memecah anak-anak perusahaannya. Tuntutan ini disuarakan karena ada dugaan upaya monopoli media sosial yang dilakukan Facebook. \"Inilah saatnya FTC dan regulator lain serta pembuat kebijakan untuk melakukan konfrontasi terhadap kekuasaan Facebook dan monopoli platform online-nya,\" jelas Co-Founder dan Direktur Eksekutif Demand Progress, David Segal yang ikut mendukung petisi ini. Jika kabar konsolidasi aplikasi ini mulai berjalan, efeknya bisa memengaruhi miliaran pengguna yang masing-masing dimiliki WhatsApp, Instagram, dan Messenger. Pada kuartal IV-2017 lalu, Zuckerberg sesumbar bahwa WhatsApp telah memiliki 1,5 miliar pengguna di seluruh dunia. Sementara Instagram tembus hingga 1 miliar pengguna pada pertengahan 2018 lalu. (*)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: