Wawali Perintahkan Disdagkop-UKM Segera Relokasi PKL ke Selter Jl Cipto

Wawali Perintahkan Disdagkop-UKM Segera Relokasi PKL ke Selter Jl Cipto

CIREBON–Penempatan pedagang kaki lima (PKL) ke Selter Jl Cipto Mangunkusumo, diharapkan segera terealisasi. Wakil Walikota Cirebon Dra Hj Eti Herawati mendorong Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Disdagkop-UKM) segera mempercepat relokasi. Ia juga mendorong pedagang kaki lima (PKL) untuk pro aktif. “Jl Cipto ini satu dari enam jalan yang dilarang (PKL). Kita sudah kasih solusi. Silakan ke selter,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Enam ruas jalan sesuai dengan surat keputusan walikota, mesti bebas dari PKL. Enam jalan utama tersebut diantaranya; Jl Siliwangi, Jl RA Kartini, Jl Dr Wahidin Sudirohusodo, Jl Cipto Mangunkusumo, Jl Sudarsono, dan Jl Permuda. Setelah berhasil di tigas ruas jalan utama, Eti menyebutkan, target berikutnya ialah Jl Cipto Mk. Sehingga mau tidak mau PKL agar segera pindah. Soal penempatan selter PKL yang disebut-sebut 6 Februari, politisi Partai Nasdem ini justru belum mengetahui. Ia memang menerima laporan dari Kepala Disdagkop-UKM Ir Hj Yati Rochayati, tetapi belum menyebutkan kepastian waktunya. Dirinya berharap dinas pedagangan harus memberikan ruang ke PKL. Begitu sebaliknya PKL harus melihat aturan yang ada. Ke depan, pemkot juga akan menyiapkan tempat jajanan malam hari. Tapi ini masih dalam tahapan kajian tempat. “Kita masih cari tempat yang strategis buat ngopi. Makan jajanan malam,” tuturnya. Para pedagang di Jl Pemuda, sudah mengetahui rencana penempatan Selter Jl Cipto Mk. Sejauh ini, mereka belum siap. Para pedagang beralasan, takut kehilangan pelanggan. “Kayaknya mau pindah saja. Tapi belum tahu ke mana,” ujar salah seorang penjual bubur aya, di Jl Pemuda. Sehari-hari ia mangkal sembari membawa gerobak. Lantaran waktu berjualannya hanya sementara, ia berharap tetap diperbolehkan tetap di Jl Pemuda.  PKL lainnya, Jason (30) mengaku tidak setuju dengan rencana pemerintah. Menurutnya, hal tersebut sama saja dengan menutup mata pencahariannya selama ini. Mengingat banyak pelanggannya yang datang dari orang-orang yang berlalu-lalang di Jalan Pemuda. \"Saya nggak setuju mau dipindah ini. Langgan juga udah banyak di sini,\" ucapnya. Beberapa waktu lalu, ia bersama dengan sejumlah pedagang kaki lima lainnya sempat berdiskusi dengan salah satu petugas dari Disdagkop-UKM. Para pedagang banyak berkeluh-kesah. Termasuk menyampaikan keberatan perihal penataan PKL di Jalan Pemuda. Namun, tidak ada tindak lanjut dari pembicaraan tersebut. Jason yang sehari-hari berjualan ketoprak bersikukuh tidak menyalahi aturan. Lapaknya tidak menggunakan trotoar. Tetapi berdiri di atas saluran air. Bahkan petugas dari Disdagkop-UKM juga tidak mempersoalkan. \"Ya katanya sih nggak apa-apa. Boleh jualan asal nggak ganggu trotoar jalan, tanaman,” tuturnya. Dari pantauan Radar Cirebon pada Selasa (29/1), terhitung di Jl Pemuda terdapat 29 pedagang di bagian kanan jalan dan 8 PKL di bagian kiri jalan dari arah Jl Cipto Mk menuju Jl Brigjen Dharsono. Namun tidak semua pedagang ini akan dimasukan ke selter. Mengingat slot di area relokasi itu hanya menyisakan 43 saja untuk PKL di luar Jl Cipto Mk. (myg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: