AS Lumpuhkan Perusahaan Minyak Venezuela

AS Lumpuhkan Perusahaan Minyak Venezuela

WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Senin (28/1) memberlakukan sanksi menyeluruh pada perusahaan minyak milik Venezuela, PDVSA. Upaya ini dipercaya tindakan paling tegas yang dilakukan AS melawan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan, sanksi ini juga merupakan bentuk dukungan pada pemimpin oposisi yang sudah memproklamirkan dirinya sendiri sebagai Presiden Venezuela pada pekan lalu, Juan Guaido. \"Tujuan sanksi adalah untuk mengubah perilaku. Jadi ketika ada pengakuan bahwa perusahaan itu adalah milik pemimpin yang sah, maka memang uang itu akan tersedia untuk Guaido,\" kata Mnuchin, dilansir CNA. Penasihat Keamanan Nasional AS, Jhon Bolton menjelaskan, pengumuman ini bakal memblokir USD 7 miliar aset PDVSA plus lebih dari USD 11 miliar kerugian ekspor pada tahun depan. PDVSA, bagian dari OPEC (Organisasi Negara Pengekspor Minyak Bumi), merupakan sumber pendapatan terbesar Venezuela. PDVSA adalah pemilik perusahaan AS, Citgo Petroleum, aset terpenting Venezuela di luar negeri. Bolton juga mengatakan, Washington telah bergerak dengan tegas untuk mencari jalan keluar dari Maduro, dengan cara mendesak militer agar mengakui Guaido dan beralih dukungan. Ia juga menyerukan pasukan keamanan untuk menerima transfer kekuasaan yang damai, demokratis dan konstitusional. Terlebih, ia juga tidak akan mengesampingkan penggunaan pasukan AS. \"Kami telah melihat pejabat dan personel militer Venezuela mengindahkan seruan ini. Presiden telah menjelaskan tentang hal ini bahwa semua opsi ada di atas meja,\" katanya. Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres, menawarkan upaya mediasi dengan memberikan kantor yang baik untuk memfasilitasi dialog dan negosiasi antara para pihak. Dalam hal ini, Rusia, Tiongkok , Turki, dan sekutu regional kiri Kuba, Bolivia, dan Meksiko terus mendukung Maduro. Namun, selusin negara Amerika Latin telah mengakui Guaido dan enam negara Eropa; Inggris, Prancis, Jerman, Portugal, Spanyol, dan Belanda. \"Mereka akan mengikutinya kecuali Maduro mengadakan pemilihan pada 3 Februari,\" katanya. (der/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: