Bima Cahya Koleksi 90 Pantun, Ada Sembilan Tema, Pantun Plered sampai Luar Angkasa

Bima Cahya Koleksi 90 Pantun, Ada Sembilan Tema, Pantun Plered sampai Luar Angkasa

CIREBON-Kaki sakit menginjak paku. Kepala bocor terlempar batu. Walaupun kita berbeda suku. Tapi kita tetap bersatu. Bahasanya ringan. Tapi sarat makna. Kira-kira kesan demikian, setelah membaca pantun karya Bima Cahya Nugraha. Siswa kelas 6 SDN Kalijaga, Kecamatan Harjamukti tersebut. Kebanyakan, ia terinspirasi dari kehidupan sehari-hari. Yang kemudian dituangkan dalam bait-bait pantun. Tak melulu soal persoalan. Sekilas perjalanan bepergian ke Plered saja, bisa jadi inspirasinya. Pergi ke Plered ke sanggar batik. Orang sakit pergi ke bidan. Kalau kamu masyarakat yang baik,  terapkanlah persatuan dan kesatuan. “Kemarin waktu ke Plered, iseng bikin pantun,” ucap Bima, saat berbincang dengan wartawan koran ini. Membuat pantun, tak butuh waktu lama bagi Bima. Seringkali ia menuliskan di laptop milik orang tuanya. Bima saat ini telah membuat 90 pantun. Yang dibagi dalam 9 tema. Yakni; Selamatkan Makhluk Hidup, Persatuan dalam Perbedaan, Tokoh dan Penemuan, Globalisasi, Wirausaha, Menuju Masyarakat Sehat, Kepemimpinan, Bumiku dan yang terakhir Menuju Angkasa Luar. Masing-masing tema dibuat 10 judul. Dari tema ini, Bima juga banyak belajar. Untuk bisa menuliskan pesan, ia pun harus banyak mendapat referensi. \"Tapi saya paling suka tulis pantun tentang kepemimpinan. Saya mau jadi pemimpin yang teladan,\" tambahnya. Hasil karya pantun itu, seringkali dipresentasikan kepada orang tua. Juga kepada guru pembimbing di SDN Kalijaga Dewi Pujiati SPd. Bima mengungkapkan, 90 pantun itu merupakan hasil seleksi dan pengelompakan. Sebab dalam satu hari, ia bisa menulis 10-15 pantun. Olah kata yang satu ini memang jarang dilirik anak-anak. Meski ada mata pelajaran membuat pantun di jenjang sekolah dasar. Namun bagi Bima, menulis pantun adalah eksplorasi diri. Juga penambahan kosakata baru. \"Kalau buat pantun itukan harus seirama gitu. Nah di situ yang buat seneng kalau tulis pantun,\" ungkapnya. Sebagai guru pembimbing, Dewi Pujiati mengakui, pantun karya Bima memang menarik. Pesannya cocok untuk anak seusianya.  Siswa SDN Kalijaga memang dikenalkan dengan pantun dalam rangka program literasi sekolah. Namun semangat Bima dan ketertarikannya pada dunia pantun membuat Dewi tertantang untuk memberikan bimbingan sekaligus dukungan. Rencananya, karya pantun hasil anak didiknya tersebut akan dibukukan dalam satu buku khusus karya Bima. \"Saya arahkan dia untuk pantunnya dibuat dalam satu buku nantinya,\" pungkas Dewi. (myg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: