Geng Motor Ngamuk Lagi, 1 Warga Mundu Tewas Dikeroyok

Geng Motor Ngamuk Lagi, 1 Warga Mundu Tewas Dikeroyok

CIREBON-Andri (25) meregang nyawa dengan kondisi mengenaskan. Warga Blok Bulak, RT 03 RW 02, Desa Banjarwangunan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, itu meninggal setelah dikeroyok puluhan orang diduga kawanan geng motor. Peristia itu terjadi di sekitar wilayah Jagasatru, Kota Cirebon, Minggu dini hari (10/2) lalu, sekitar pukul 02.00 WIB. Kaeni (34) kakak kandung korban mengatakan jenazah Andri sudah dimakamkan Senin dini hari (11/2) sekitar pukul 00.30 WIB, beberapa saat setelah tiba dari RS Bhayangkara, Indramayu. “Datang dari Indramayu itu sekitar pukul 10 malam. Kita persiapan sambil nunggu keluarga, kemudian dimakamkan. Malam itu juga dikuburkan di TPU Gedongan,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Andri, menurut Kaeni, anak yang baik. Hampir sebulan korban bekerja di depo pengisian air minum isi ulang di wilayah Pegambiran. ”Kerjanya sudah hampir sebulan. Pulang ke rumah itu seminggu sekali. Dia tidur di tempat kerja. Tidak ada firasat aneh, semuanya normal. Anaknya juga tidak macam-macam dan tidak banyak permintaan,” cerita Kaeni. Andri sebelumnya pernah menikah. Saat ini bercerai dan mempunyai satu orang anak laki-laki berumur sekitar tiga tahun. Masihn menurut Kaeni, pada Sabtu (9/2)sekitar pukul 18.00 WIB, korban berada di tempat kerja dan minta dijemput. “Dia telepon temannya namanya Faisal. Lalu dijemput pulang. Mereka teman kerja. Setelah sampai rumah, ia ngecas HP lalu keluar lagi,” ungkap Kaeni. Tak lama kemudian, sekitar pukul 20.00 WIB, korban pulang ke rumah diantar temannya yang tidak dikenal oleh Kaeni. Saat itu Andri hanya mengambil HP yang sebelumnya di-charge dan langsung keluar rumah lagi. “Biasanya juga tidak pamit mau ke mana. Dia ambil HP lalu pergi lagi. Yang jemput itu pakai sepeda motor matik warna putih. Saya tidak kenal siapa, baru lihat juga,” katanya. Semalaman tidak pulang, keluarga pun tidak punya firasat dan tidak curiga dengan kondisi Andri. Terlebih selama ini korban memang jarang pulang karena tinggal di tempat kerjanya. Pihak keluarg baru diberi tahu pada Minggu (11/2) sekitar pukul 07.30 WIB. Saat itu ada polisi yang datang ke rumah dan meminta anggota keluarga datang ke RSD Gunung Jati. “Setelah datang ke sana (rumah sakit, red) suruh ngecek korban. Dan ternyata benar itu adik saya. Kami sekeluarga shock. Tak ada yang nyangka. Saat di kamar mayat kondisi wajahnya rusak. Banyak darah dan sekujur wajah lebam. Darah ngucur terus dari bagian punggung. Katanya yang paling parah itu bagian belakang kepala,” tambahnya. Dari informasi yang diterima dari pihak kepolisian, sambung Kaeni, adiknya menjadi korban pengeroyokan sejumlah orang di sekitar wilayah Jagasatru yang terjadi Minggu dini hari (10/2) sekitar pukul 02.00. Dari polisi pula ia mengetahui sudah ada beberapa orang yang diamankan. Dari beberapa cerita yang ia terima, konon pelaku pengeroyokan tersebut berjumlah puluhan orang. Para pelaku, menurut Kaeni, menganiaya korban yang saat itu berada di boncengan rekannya. Korban yang dikepung para pelaku, akhirnya menjadi bulan-bulanan. Sementara rekan-rekan korban kabur menyelamatkan diri. “Adik saya tidak sendiri. Dia juga sama teman-temannya, tapi teman-temannya pada kabur karena jumlah pelaku sangat banyak. Kalau cerita dari orang-orang sih ada yang bawa kayu, batu, dan ada yang bawa pedang juga. Kepala adik saya dihajar pakai tangan kosong, batu, kayu dan kepalanya dihajarkan ke beton. Sempat ada yang mau nolong tapi katanya diancam pakai parang sama pelaku. Adik saya meninggal di lokasi kejadian. Setelah adik saya tak beregerak, baru para pelaku baru melarikan diri,” tukasnya. Sementara Mustirah (55) ibu korban saat ditemui Radar meminta kepada pihak kepolisian agar para pelaku pembunuhan terhadap anaknya tersebut dihukum setimpal. “Kalau bisa nyawa dibalas nyawa. Hukumannya harus hukuman mati. Saya sedih, sudah gak ada bapaknya, anaknya masih kecil. Dia anak baik, tidak macem-macem. Semua pelaku harus ditangkap biar tidak ada yang jadi korban lagi,” ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: