Putri Ubol dari Kerajaan Thailand Gagal Nyaleg

Putri Ubol dari Kerajaan Thailand Gagal Nyaleg

BANGKOK - Sebagai negara monarki, Thailand menjadikan Raja Maha Vajiralongkorn sebagai pemimpin tertinggi. Sabda sang raja adalah perintah bagi rakyat. Juga pemerintah. Karena itu, saat Maha menyatakan ambisi politik Putri Ubolratana Rajakanya Sirivadhana Barnavadi bertentangan dengan tradisi dan budaya kerajaan, partai pengusungnya patuh. \'\'Partai Thai Raksa Chart tunduk pada perintah kerajaan,\'\' demikian bunyi pernyataan resmi partai yang terbentuk pada Juli 2009 tersebut. (Baca: RR: Riuh dan Ruwet) Itu berarti, Ubolratana tidak bisa melanjutkan niatnya menantang Prayuth Chan-o-cha dalam pemilihan umum (pemilu) mendatang. Rencananya, anak sulung mendiang Raja Bhumibol tersebut bersaing dengan Prayut dalam pemilu 24 Maret. Mereka sama-sama mengincar kursi perdana menteri (PM). Sabtu (9/2) partai membatalkan semua rencana kampanye. Sebelumnya, Maha menegaskan anggota keluarga kerajaan tidak seharusnya berkecimpung dalam dunia politik. Meskipun tidak ada regulasi yang dilanggar, anggota keluarga kerajaan yang berpolitik telah menyalahi norma. Maha menyebutkan, Ubolratana melawan tradisi, budaya, dan kebiasaan kerajaan. Pernyataan Maha pada Jumat malam (8/2) itu memupus harapan sebagian rakyat Thailand. Sebab, menurut sejumlah pakar politik, Ubolratana adalah satu-satunya kandidat kuat yang bisa mengalahkan Prayuth. Putri 67 tahun tersebut menjadi lambang kekuatan sipil. Sebab, selama ini Prayuth adalah simbol militer. Jika Ubolratana dan Prayuth bersaing dalam pemilu, bisa dipastikan sang putri keluar sebagai pemenang. Deklarasi Ubolratana soal pencalonannya pada Jumat pagi memang menggemparkan Negeri Gajah Putih. Sebab, selama ini keluarga kerajaan tidak pernah cawe-cawe urusan politik. Bahkan, dalam kampanye mereka, partai-partai politik pun dilarang menggunakan simbol atau slogan yang berkaitan dengan kerajaan. Selama 86 tahun menjadi negara monarki, baru kali ini anggota keluarga kerajaan terjun ke politik. Sikap Maha membuat Partai Thai Raksa Chart tidak hanya harus mencari kandidat PM lain sebagai pengganti Ubolratana. Tapi juga terancam bubar. Kemarin (10/2) Sekjen Asosiasi Perlindungan Konstitusi Srisuwan Janya mengajukan petisi ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk membubarkan partai itu. Sebab, dengan mengusung Ubolratana, partai tersebut telah melanggar aturan. \'\'Pengumuman kerajaan kian menegaskan bahwa partai itu telah melanggar hukum pemilu,\'\' ujar Srisuwan sebagai­mana dikutip Reuters. Chaturon Chaisaeng, executive chairman Thai Raksa Chart, enggan berkomentar tentang petisi Srisuwan. Kini Thai Raksa Chart menunggu keputusan KPU Thailand. KPU Thailand bakal melibatkan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam membahas nasib Thai Raksa Chart dan Ubolratana. (sha/c22/hep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: