Kesulitan Bahan Baku, Produksi Kerupuk Sempat Terhenti

Kesulitan Bahan Baku, Produksi Kerupuk Sempat Terhenti

INDRAMAYU - Pengusaha kerupuk di Desa Kenanga Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu, sempat berhenti berproduksi akibat kesulitan bahan baku. Gelombang tinggi yang melanda perairan Indramayu, menjadi penyebab sulitnya mendapatkan bahan baku. “Sejak lima hari yang lalu kami kesulitan mendapatkan bahan baku berupa ikan dan udang. Ini terjadi karena gelombang laut tinggi, dan nelayan tidak melaut,” ungkap H Saein, salah seorang pengusaha kerupuk, Rabu (13/2). Saein menjelaskan, gelombang tinggi membuat nelayan tidak pergi melaut. Akibatnya, dia tidak bisa memperoleh pasokan ikan dan udang dari pemasok yang sudah menjadi langganannya. Padahal, ikan dan udang merupakan bahan baku utama pembuatan kerupuk milik Saein. Tanpa hasil laut tersebut, sudah tentu pembuatan kerupuk tak dapat dilakukan. “Produksi sempat terhenti sekitar lima hari, akibat ketiadaan bahan baku,” ungkapnya. Diungkapkan Saein, selama ini pasokan ikan dan udang diperoleh dari wilayah Karangsong, Indramayu. Saat, pasokan dari Indramayu sedang kosong, dirinya harus mencari pasokan ikan dan udang dari berbagai daerah lainnya, seperti Jateng, Jatim maupun Sumatera. Akibat pasokannya yang minim, harga ikan dan udang kini mengalami kenaikan. Untuk itu, Saein tak mau memaksakan diri membelinya karena akan berpengaruh pada harga jual kerupuk miliknya. Akibat sulitnya mendapatkan bahan baku, Saein sudah menaikkan harga jual kerupuknya karena mahal dan sulitnya tepung tapioka. Tepung yang juga menjadi bahan utama pembuatan kerupuknya kini sudah mencapai harga Rp10 ribu per kilogram, dari yang awalnya hanya Rp 5.000  per kilogram. “Selain ikan dan udang, harga tepung tapioka juga naik 100 persen, sudah sejak enam bulan terakhir ini,” tutur Saein. Ditambahkannya, selama ini produksi kerupuknya rata-rata mencapai tiga ton untuk satu kali produksi. Produksi itu bisa dilakukan setiap hari jika bahan bakunya tersedia dengan lancar. Sementara itu, pengusaha kerupuk lainnya, Kasan Basari mengatakan, produksi kerupuk di sentra industri kerupuk Desa Kenanga memang  sangat tergantung kepada bahan baku, baik tepung maupun ikan dan udang. Apabila pasokan bahan baku itu terhambat, maka produksi kerupuk juga akan terhambat. “Memang sempat terganggu juga ketika bahan baku sulit, namun saat ini mulai kembali normal,” ujarnya. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: