Walah, Mabes TNI 6.000 Ton Beras Bulog Sub Divre OKU Busuk

Walah, Mabes TNI 6.000 Ton Beras Bulog Sub Divre OKU Busuk

JAKARTA-Tim Sergap Mabes TNI menemukan sebanyak 6.000 ton beras rusak atau busuk. Beras busuk itu ditemukan di gudang penyimpanan milik Bulog Sub Divre Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, yang terletak di wilayah Kabupaten OKU Timur. Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Assyifa Szami Ilman menilai, kasus 6.000 ton beras busuk di salah satu gudang Bulog di Sumatera Selatan terjadi karena adanya distribusi yang tidak baik. “Kalau masalah menumpuk, artinya selama ini proses distribusi beras belum terlaksana dengan baik,” katanya di Jakarta. IIman menjelaskan, penyaluran yang buruk tersebut karena mekanisme dan tata kelola distribusi tidak berjalan dengan lancar sehingga mengakibatkan beras turun mutu. “Kalau misalnya Bulog bisa ukur berapa suplai masuk, berapa permintaan, dan kapasitas gudang baik, harusnya sudah distribusikan dan mencegah tumpukan-tumpukan jadi busuk,” ujarnya. Menurut Ilman, perbaikan dan peningkatan skema distribusi sangat penting sehingga tidak terjadi lagi penumpukan dan pembusukan beras di gudang. “Karena sangat disayangkan kalau beras busuk dan tidak dapat dipakai lagi,” ujarnya. Menanggapi temuan beras busuk ini, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Arjun Ansol Siregal mengatakan, pihaknya sedang memperbaiki mekanisme internal dengan melakukan sortasi dan pemisahan di unit gudang berbeda. Hal ini dilakukan agar beras yang masih baik tidak terkontaminasi oleh beras turun mutu yang sudah tidak layak untuk disalurkan. Sementara itu, Guru Besar IPB Dwi Andreas mengatakan buruknya mekanisme distribusi yang menyebabkan terjadinya penumpukan beras karena program bantuan pangan non tunai yang kurang efektif. “Kebijakan subsidi ini telah mengurangi pagu beras sejahtera (rastra) yang dulu mencapai 15 juta rumah tangga menjadi lima juta rumah tangga,\" katanya. Selain itu, sistem yang memperkenalkan mekanisme e-warung ini tidak mewajibkan pengambilan beras dari Bulog karena masalah kualitas. Hal ini menyebabkan peran Bulog untuk menyalurkan rastra menjadi menurun, sehingga stok mengalami kelebihan di gudang. “Apabila Bulog mempunyai beras dengan kualitas yang bagus yang disertai dengan pengemasan baik maka beras bisa bertahan hingga enam bulan atau lebih. Kalau beras buruk, beberapa minggu juga sudah busuk,” pungkasnya. (der/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: