Harga Gabah Tembus Rp 6.700/kg
INDRAMAYU - Belum masuknya masa panen berdampak pada harga gabah atau padi di tingkat petani yang meroket. Hal itu dirasakan para pengusaha beras yang semakin kelimpungan. Pasalnya, tinggi harga gabah di tingkat petani yang menembus di kisaran angka Rp 6.400-Rp 6.700 per kilonya tak sebanding dengan harga jual beras. Dampaknya, keuntungan harga jual beras menjadi sangat tipis. Sumarna (50) pengusaha beras kemasan di Jatibarang mengatakan, meningkatnya harga gabah di tingkat petani yang terus mengalami peningkatan sejak 2 bulan lalu, berdampak pada usaha beras kemasan. Dirinya mengalami kerugian cukup signifikan. Karena harga jual beras di pasaran kualitas premiun berada di kisaran angka Rp 10.500-Rp 11.000 per kilonya. Sehingga, harga gabah yang tinggi di kisaran Rp 6.700 per kilonya sangat berpengaruh pada menurunnya omset pendapatan dari penjualan beras. \"Keuntungannya sangat tipis sekali. Kalau dihitung dari modal pembelian gabah, tenaga kerja penjemuran sampai proses penggilingan, dan dikemas saja sudah menelan biaya Rp 3.000-Rp 4.000. Belum lagi ongkos kirim. Paling per kilonya mendapat keuntungan Rp 200,\" tuturnya. Tingginya harga gabah di tingkat petani, kata Sumarna, dipicu belum masuknya panen raya di Kabupaten Indramayu. Baru hanya memasuki masa taman dua bulan. Sehingga stok gabah di tingkat petani terbatas yang merupakan simpanan petani saat panen raya musim kemarau lalu. \"Sekarang saja kan harga beras di pasar sudah Rp 10.500 per kilonya. Mungkin jika dioplos dengan beras yang kualitasnya kurang harga bisa turun,\" ujarnya. Senada diungkapkan, pengusaha beras kemasan lainnya, Iip (63). Meroketnya harga gabah berada di harga paling tinggi yakni Rp 6.700 per kilo, dipicu belum masuknya masa panen raya musim rendeng. Dampaknya, sangat dirasakan para pengusaha beras kemasan, yang modalnya masih dalam skala kecil. Namun di sisi lain, bagusnya harga gabah saat ini dinilai sangat menguntungkan para petani. \"Petani sih pasti untung, gabahnya dapat dijual dengan harga bagus. Bisa tembus di atas angin. Tapi ya dampaknya pada pedagang beras kemasan. Keuntungannya tipis,” ujarnya. (oni)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: