Nenek Murita, Sudah Tidak Dapat Melihat, Ditinggal Anak dan Cucu Kini, Rumah Roboh dan Hidup Sebatangkara
CIREBON-Lengkap sudah penderitaan Murita, nenek asal Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik. Pasalnya, Jumat malam kemarin, huniannya roboh, lapuk termakan usia. Kedua bola mata Murita sudah tidak dapat melihat. Itu sudah dirasakannya sejak suaminya meninggal, sekitar tujuh tahunan lalu. Murita memiliki dua orang anak dan lima cucu. Anak dan cucunya, seluruhnya laki-laki. Kedua anak Murita, bisa dibilang telah “sukses”. Diceritakan nenek yang bahkan tidak mengetahui secara pasti umurnya itu, anak-anaknya telah bekerja dan memiliki huniannya masing-masing. Nahas. Jumat malam kemarin (15/2), rumah tidak layak huni yang ditinggali Murita seorang diri, roboh dan rata dengan tanah. Bukan karena hujan atau angin, melainkan lapuknya bangunan karena termakan usia. Beruntung, ketika peristiwa berlangsung. Nenek Murita sedang diungsikan ke rumah keponakannya, Sarini (38). Bahkan, hingga saat ini. Melihat kondisi saudaranya yang memprihatinkan, Sarini bergegas memberi kabar kepada salah satu anak Murita yang bekerja di sekitar Kecamatan Gegesik. Bukannya mengajak tinggal bersama, diceritakan Sarini, anak pertama Murita itu, seolah tidak peduli dan menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah desa. Mengetahui itu, kesedihan tampak jelas terlihat dari raut wajah Murita. Bahkan, Murita berujar dan sedikit menyesalkan, karena anak yang telah dibesarkan dan dituruti segala keinginannya semasa kecil, acuh kepada ibu kandungnya sendiri. “Kata anaknya, terserah mau bagaimana. Katanya, ngomong aja sama orang desa. Sudah tidak peduli anak-anak tuh,” ujar Murita menceritakan yang disampaikan anaknya melalui Sarini. Sudah empat bulan lamanya, kedua anak Murita, tidak ada satu pun yang melihat bagaimana kondisi ibu kandung yang telah membesarkannya. Uang yang biasa diberikan setiap minggu, juga tidak lagi ia terima. Kini, nenek Murita, hanya bergantung kepada keponakan dan tetangga yang berbelas kasihan kepadanya. Mengetahui rumah Murita roboh, Sabtu malam (16/2) kemarin, pemerintah desa mengunjungi rumah nenek malang itu.Bukan menjanjikan, dikatakan Murita, perangkat desa hanya akan mengusulkan dan mengusahakan perbaikan. Ia berharap, itu bukanlah sekadar omongan. Melainkan tindakan yang nyata. “Ini bukan yang pertama roboh. Sekitar enam bulan lalu juga pernah ambruk, cuma gak semuanya. Sampai nindihin (mengenai, red) kaki. Semoga memang betul dibangun, asal cukup buat tidur, sudah syukur,” tuturnya. Sementara itu, keponakan Murita, Sarini berharap, adanya perhatian dari pemerintah kepada Murita. Mengingat di usianya yang sudah lanjut, Murita merupakan orang yang tidak mampu dan hidup sebatangkara. Ia berharap, kedatangan perangkat desa Sabtu malam kemarin, pertanda baik dan bangunan rumah milik Murita yang roboh, dapat segera dibangun. “Kasihan sudah seperti itu. Anak-anaknya juga udah nggak pada peduli. Semoga segera dapat bantuan untuk membangun kembali rumahnya yang roboh,” katanya. (ade)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: