Foris Belum Beri Penjelasan Penyebab Penundaan Jadwal Sound of Sunyaragi

Foris Belum Beri Penjelasan Penyebab Penundaan Jadwal Sound of Sunyaragi

CIREBON-Batalnya Sound of Sunyaragi (SoS) manggung dalam rangkaian Cirebon Festival (Cifest), menjadi bahan evaluasi pemerintah. Termasuk oleh Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (DKOKP). Seperti diektahui, DKOKP yang menjadi pintu masuk Foris International Event Organizer (EO). Bahkan Kepala Bidang Pariwisata, Alimudin yang memperkenalkan EO tersebut kepada Sekretaris Daerah Drs H Asep Deddi MSi dan Wakil Walikota Dra Hj Eti Herawati. Atas informasi ini, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DKOKP Kota Cirebon Edy Bagja Rohaedi SSn MM membantah pihaknya yang melakukan penunjukan secara sepihak. Termasuk mempercayakan Foris International untuk mengadakan event Sound of Sunyaragi. \"Memang ada kerjasama dengan DKOKP, dan setelah itu diketahui oleh pimpinan. Pak sekda dan ibu wakil,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Edy mengaku, hanya menindaklanjuti kebijakan pimpinan. Kemudian menjalankannya sesuai arahan dan perintah pimpinan. Bahkan memorandum of understanding (Mou) kerjasama setelah itu dibuat. Yang diikuti dengan serangkaian rapat lanjutkan.  “Memang waktu itu kami yang mengajak Foris presentasi kepada sekda,” ucapnya. Event itu, kata dia, maksudnya baik. Tujuannya mempromosikan pariwista, dan menambah kunjungan wisatawan. Namun setelah presentasi dan beberapa rapat lanjutkan, pihaknya sempat tidak mengikuti perkembangan. Juga mekanisme kegiatan tersebut. Mengingat dalam rapat koordinasi, sekda dan wakil walikota menunjuk langsung Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (DKIS) Iing Daiman sebagai Person In Charge (PIC).  Selanjutnya, banyak koordinasi kegiatan dengan EO melalui PIC. \"Justru kami selalu diinformasikan dari PIC, kalau ada informasi. Termasuk juga informasi penundaaan acara SoS,\" ungkapnya. DKOKP sendiri hingga kini belum mengetahui jawaban pasti alasan terkait batalnya penyelenggaran SoS. Pihaknya justru menunggu ada informasi lagi. Dalam suratnya, EO hanya menyampaikan akan dijadwal ulang. \"Terus terang saja, kami belum tahu jawabanya alasan ditunda atau memang dibatalkan,\" terangnya. Yang jelas, lanjut dia, dalam hal ini pihaknya hanya berusaha loyal kepada pimpinan. Artinya EO Foris sudah langsung memberikan laporan ke pimpinan. Namun demikain, atas kejadian ini DKOKP akan melakukan evaluasi. Terutama ke depan agar lebih hati-hati dalam meyikapi EO. \"Kita harus cek and recheck. Karena banyak hal yang akhirnya menjadi yang tadinya ok, terys berubah. Tapi selalu perbaiki. Kita buat yang terbaik, dan plan B, selalu dinamis tidak diam, dan tetap bekerja,\" ulasnya. Pembatalan SoS sendiri, rupanya cukup berdampak pada Cifest. Dalam agenda semula dijadwalkan Jazz Pantura dilaksanakan 6 Maret 2019. Yang lokasinyajuga sama-sama di Panggung Budaya Sunyaragi. Namun, event ini tetap berjalan sendiri. Dan akan tetap dilaksanakan karena sudah masuk calendar of event. “Kalau Jazz Pantura itu gagasan sudah masuk ke DKOKP,” katanya. Kemudian mengacu pada calendar of event Cifest sendiri akan berlanjut dengan Cirebon Xpose tangal 2-3 Maret, di Jl Pasuketan atau komplek eks gedung British America Tobaco (BAT). Sementara itu, Pengelola Taman Air Gua Sunyaragi, Jajat Sudrajat membenarkan event Jazz Pantura tetap akan digelar. \"Itu beda lagi. Jazz Pantura tetap digelar, itu yang mengadakan dari komunitas jazz,\" ulasnya. Foris International sendiri tak kunjung memberikan klarifikasi. Upaya konfirmasi yang dilakukan wartawan koran ini tak berhasil. Misalnya di official account Sound of Sunyaragi, yang tak kunjung berbalas. Juga melalui email. Sementara kontak telepon yang diberikan saat sesi konferensi pers di penghujung Januari, hingga kemarin dalam kondisi tidak aktif.   (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: