DKIS Tak Tahu Ada Kerjasama, EO Foris Menghilang
CIREBON-Foris International Event Organizer bak hilang ditelan bumi. Hingga kini tak kunjung memberikan keterangan resmi terkait dengan pembatalan event Sound of Sunyaragi (SoS). Yang mestinya digelar dalam rangkaian Cirebon City Festival (C-Fest). Meski dalam keterangan tertulis disebutkan ditunda, namun tak ada pemberitahuan lanjutan. Sampai kapan penundaan yang dimaksud. Person In Charge (PIC) C-Fest Iing Daiman SIP MSi mengaku hingga saat ini belum dapat penjelasan. Juga informasi-informasi lain yang jadi pertanyaan Radar Cirebon ini. \"Sampai sekarang tidak ada kontak lagi,\" ujarnya kepada Radar Cirebon. Bahkan sehari sebelum C-Fest dilaksanakan, Iing sudah tidak bisa menghubungi Foris International. Radar Cirebon juga demikian. Kontak yang diberikan tak kunjung tersambung. Juga dengan Direktur Foris International Andri Prihartono. Kalaupun ada penjelasan dari EO, sebatas surat itu. Iing menegaskan, pemerintah kota sebetulnya tidak banyak terlibat dalam SoS. Sebab acara itu murni komersil. Termasuk perizinan, penjualan tiket, hingga konten dari acara. Terkait dengan adanya kerjasama antara Pemkot Cirebon dan Foris Internasional, Iing juga tidak mengetahui. Namun andai benar ada memorandum of understanding (MoU), seharusnya kerjasama itu dibahas dalam tim kebijakan terpadu Pemkot Cirebon. Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (DKIS) itu, juga tidak paham kronologis masuknya Foris International Event Organizer. Sebab EO datang bersama Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (DKOKP). Bahkan ketika Iing ditunjuk sebagai PIC C-Fest, sudah ada Foris. “Waktu itu kami welcome saja. Ada yang gabung untuk memeriahkan event, kita tidak bisa nolak. Tapi kita jelaskan pemerintah tak bisa memberi biaya untuk event itu,\" ulasnya. Di lain pihak, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DKOKP Edy Bagja Rohaedi SSn MM menolak disebut melakukan penunjukan secara sepihak. Tapi diakui, ada kerjasama dengan Foris International. Dan itu sepengetahuan sekretaris daerah, juga wakil walikota. “Kami menindaklanjuti kebijakan pimpinan. Kami hanya mengikuti arahan dan perintah pimpinan,\" katanya. Namun berlawanan dengan penjelasan Iing, DKOKP justru merasa tidak mengikuti perkembangan. Setelah rapat, sekda dan wakil walikota menunjuk Iing Daiman sebagai PIC. Selanjutnya, banyak koordinasi kegiatan dengan EO melalui PIC. \"Justru kami selalu diinformasikan dari PIC, kalau ada informasi, termasuk juga informasi penundaaan acara SoS,\" ungkapnya. Edy sendiri hingga kini mengaku belum mengetahui alasan terkait batalnya penyelenggaran SoS. Pihaknya justru menantikan informasi lanjutan dari EO. Tetapi masalah ini akan jadi bahan evaluasi. Untuk berhati-hati memilik EO atau melakukan kerjasama dengan pihak ketiga. Sebab, pada akhirnya pemerintah kota yang terkena dampaknya. (jml)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: