Komisi II Kecewa Kualitas Betonisasi, Teknik Perbaikan Berbeda dengan Jalan Aspal
CIREBON–Proyek betonisasi di wilayah selatan Kota Cirebon, mulai dikeluhkan. Terutama setelah terjadi kerusakan. Baik bergelombang maupun berlubang. Kondisi ini juga membuat Komisi II DPRD kecewa. Sebab, kualitas infrastruktur itu tidak dirasakan manfaatnya dalam jangka waktu yang diharapkan. Anggota Komisi II Ir H Watid Sahriar mengaku, sejak awal pengerjaan banyak evaluasi yang dilakukan oleh komisi yang membidangi infrastruktur itu. Bahkan dalam beberapa kali proses pengerjaannya, Komisi II pernah memanggil beberapa pihak terkait. Konteks klarifikasi ketika itu mengenai pengerjaan jalan beton yang dianggap tidak sesuai spek. “Di sidak lapangan kami juga sudah dapat banyak temua. Ada pengaduan masyarakat dan ketika dicek memang benar adanya,” kata Watid kepada Radar Cirebon. Apa yang terjadi saat ini, kata dia, sesuai dengan perkiraan. Bahkan sudah pernah diungkapkan saat inspeksi dilakukan di penghujung 2017. Ata saat proyek masih berjalan. “Itu sudah konsekuensi. Kalau tidak sesuai spek, ya cepat rusak. Tidak tahan lama,” katanya. Sebagai perwakilan masyarakat di parlemen, Watid mengaku telah menyampaikan ke eksekutif agar tidak membayar pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Apalagi ini adalah jalan beton. Yang ketika terjadi kerusakan tidak bisa ditambal, layaknya jalan aspal. Bagaimana menyikapi kerusakan ini? Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR) belum memberikan respons. Kepala Bidang Bina Marga Hanry David belum dapat dihubungi. Instansi tersebut memang tengah disibukan dengan persoalan internal pasca Yudi Wahono yang menjabat pelaksana tugas (plt) ditetapkan menjadi tersangka. Bidang Bina Marga juga tengah mencari teknik pengerjaan yang tepat. Sebab penanganan jalan aspal dan beton berbeda. Misalnya, bagian beton yang bolong dan tidak beraturan harus dibuat cetakan persegi yang strukturnya terpisah dari struktur lama, setelah itu dipasang. Kerusakan jalan ini sudah lama dikeluhkan warga. Apalagi kerap terjadi kecelakaan pengendara sepeda motor yang diakibatkan kerusakan tersebut. Salah seorang pengguna jalan, Abdul Muhyi meminta pemerintah melakukan perbaikan. Sebab, kerusakan sudah dalam kategori membahayakan masyarakat. “Ini besi sampai kelihatan. Bahaya kan,” ujar Abdul, yang melintas di kawasan itu. Dari pantauan Radar Cirebon, setidaknya 12 titik kerusakan yang berpotensi membahayakan. Warga setempat menginformasikan, sudah tiga pengendara jadi korbannya. Mayoritas merupakan pengendara motor wanita dan pelajar. (abd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: