Perang Komentar Ganggu Psikis
X Factor Indonesia Masuki Lima Besar LIMA besar X Factor Indonesia, minus Nu Dimension, kemarin, berkunjung ke redaksi Jawa Pos (Radar Cirebon Group) di Jakarta. Dalam kunjungan itu Mikha Angelo, Novita Dewi, Shena Malsiana, dan Fatin Shidqia Lubis bercerita bahwa makin hari hubungan di antara mereka makin dekat. Novita kini satu kamar dengan Fatin dan Shena di tempat karantina. “Karena yang perempuan tinggal tiga, jadinya aku sekarang sekamar sama mereka. Dan makin deket,” kata perempuan dari kategori Over 26 itu. Dari tiap kategori, hanya tersisa satu kontestan, kecuali kategori Girls yang dimentori Rossa. Masih ada Fatin dan Shena. Di dunia maya, banyak yang memperkirakan bahwa minggu ini Fatin dan Shena bakal jadi bottom two agar jumlah anak didik yang tersisa dari tiap mentor adil, satu-satu. “Di Twitter itu banyak ngomong begitu, pada bikin gosip sendiri. Mereka bilang bahwa aku bakal bottom two ama Fatin, soalnya kategori Girls yang masih punya dua kontestan. Lainnya udah satu-satu semua. Jadi, aku dan Fatin siapin mental aja,” jelas Shena. ”Aduh, aku jangan ditinggalin dong,” sahut Novita dengan mimik muka sedih sambil kedua tangannya memegang tangan Shena dan Fatin. “Aih, drama,” timpal Shena. Mereka semua lalu tertawa. Berada di lima besar, kata Mikha, membuat mereka tidak bisa santai lagi. Meskipun, sebenarnya sejak awal Mikha tidak terlalu ambisius untuk memenangi kompetisi itu. “Mungkin di antara yang lain ada yang memiliki tujuan menang ketika ikut X Factor Indonesia. Kalau saya sih sampai sejauh ini sudah merasa oke. Dari dulu nggak pernah dipikirin sih,” kata kontestan yang dimentori Anggun itu. Yang agak menjadi beban justru lebih ke mentor. Mikha tidak ingin mengecewakan Anggun. Sebab, hanya dia satu-satunya yang mewakili kategori Boys. “Teman-teman di boot camp yang satu kategori juga pada ngedukung, mereka pengin saya menang. Jadi, saya nggak mau mengecewakan,” tegasnya. Sejak minggu lalu, para kontestan harus menyanyi dua lagu di gala show. Total ada empat lagu yang harus mereka siapkan, termasuk lagu yang dinyanyikan bersama dan save me song. Buat Fatin, itu juga menjadi PR tersendiri. “Ngapalin lirik lagu harus benar-benar dilakukan dengan benar. Otakku agak susah nih, haha… Di satu sisi harus bikin lagu itu jadi wow. Tanggung jawabnya barengan karena ada dua lagu,” curhatnya. Fatin, menurut kontestan lain, memiliki banyak penggemar. Juga banyak penggemar Fatin yang kerap memberikan komentar frontal terhadap kontestan lain di dunia maya. Perang komentar antarfans di dunia maya itu, meski saat karantina tidak diperbolehkan membawa gadget, akhirnya sampai juga ke telinga para kontestan. “Soalnya, pas weekend kan kami dikasih kesempatan untuk pegang gadget,” urai Shena. Tak dimungkiri, cacian dan makian yang dituliskan dalam dunia maya seperti YouTube atau Twitter berpengaruh ke kondisi psikis mereka. Meskipun, sejak awal mereka diminta untuk tidak memedulikan hal tersebut. Sebagai contoh, fans yang menyukai Fatin menjelek-jelekkan Novita di YouTube. “Tadinya aku sempat terganggu. Kenapa sih ini? Orang kami di sini tulus mau menghibur, kok malah dimaki-maki,” ungkap Novita. Namun, akhirnya Novita meredam pikirannya sendiri. Dia berpikir, belum tentu itu betul-betul fans Fatin. Lagi pula, dia dengan Fatin maupun kontestan lain dekat seperti saudara. “Kadang ada fans lain yang seperti orang kesetanan kalau maki-maki aku. Karena mereka frontal, akhirnya fansku juga nanggapinnya frontal. Padahal, kami di sini damai-damai aja. Susah juga untuk menengahi mereka,” jelas Novita. Fatin menyatakan hal sama. Dia bingung kenapa para penggemar perang komentar di dunia maya. Sebelumnya, dia tidak tahu bahwa ada kejadian seperti itu di internet. Hingga akhirnya salah seorang kontestan memberi tahu dia. “Iya bener kata Kak Dewi. Aku pas dikasih tahu juga kaget. Hah, masak sih?” kata Fatin. Perang komentar sering terjadi di YouTube dan Fatin jarang nonton YouTube. “Aku lebih sering buka Twitter. Jadi, paling aku kasih tahunya di Twitter supaya jangan pada berantem,” lanjutnya. Demi menjaga supaya tidak terpengaruh hal negatif dari dunia maya, mereka pun memilih menahan diri. Shena misalnya. Dia tidak mau buka Twitter atau YouTube ketika suasana hatinya sedang sensitif. Sementara Novita menahan diri sekuat tenaga untuk tidak melihat komentar di YouTube. “Jadi, kalau nonton YouTube, nonton videonya aja. Nggak mau deh narik kursornya sampai bawah, ke bagian komentar,” ungkapnya, lalu tertawa. (jan/c11/ayi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: