Launching Jabar Ramah Lansia

Launching Jabar Ramah Lansia

BANDUNG - Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil mengatakan, saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat sedang meningkatkan kesejahteraan sosial untuk  kelompok umur lanjut usia (lansia). Ada program dari Gubernur Jabar. Namanya Jabar Ramah Lansia. Program ini sekarang sedang digodog luar biasa oleh Gubernur Ridwan Kamil. “Sejak beliau menjadi walikota, ini sudah didorong sedemikian rupa sehingga ada bidang tersendiri di Kota Bandung,\" katanya saat menjadi keynote speaker launching Jabar Ramah Lansia di Aula Kampus IV Unpas Setiabudi. Menurut dia, bagi lansia yang masih potensial, ada upaya peningkatan kesejahteraan sosial yang dapat dilakukan. Meliputi, pelayanan keagamaan dan mental spiritual, pelayanan kesehatan, dan pelayanan kesempatan kerja. Kemudian, pelayanan pendidikan dan pelatihan, pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum, pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum, serta bantuan sosial. \"Tentunya, ini bisa menjdi pilot project di Provinsi Jawa Barat. Termasuk bagaimana lansia benar-benar bahagia. Mereka nyaman dan bisa berkarya, juga mengaktualisasikan diri,\" tuturnya. Saat ini, lansia di Jawa Barat masih banyak yang tergolong produktif. Presentase angka harapan hidup lansia pun meningkat dari 7 persen menjadi hampir 10 persen. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk lansia di Jawa Barat tahun 2017 sebesar 4,16 juta jiwa atau 8,67 persen dari total jumlah penduduk. Indeks pembangunan manusia (IPM) sampai tahun 2017 berada di angka 70,69. Sementara angka harapan hidup laki-laki 70,58 dan perempuan 74,42. Atalia menambahkan, beberapa inovasi program lansia di Jawa Barat yang sudah berjalan di antaranya, Jabar Nyaah Ka Kolot, Klinik Geriatri di RS Al-Ihsan Jawa Barat, dan Puskesmas Santun Lansia. \"Saya kira, sekarang, beberapa program juga sudah dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Kesehatan mereka dibantu oleh Puskesmas Ramah Lansia yang sudah ada sekitar 80 persen di seluruh kabupaten/kota. Kemudian, untuk klinik-klinik sudah didorong agar mereka menyiapkan layanan khusus lansia,\" tambahnya. Sementara, Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Nyimas Aliyah mengatakan, kontribusi penduduk perempuan dalam populasi penduduk lansia lebih tinggi dari penduduk laki-laki. Hal itu karena usia harapan hidup perempuan umumnya lebih tinggi dibandingkan usia harapan hidup laki-laki. Maka, perempuan lansia di Indonesia berpotensi mengalami diskriminasi ganda. Baik karena statusnya sebagai perempuan maupun karena statusnya sebagai penduduk yang usianya sudah lanjut. \"Sebagai perempuan, diskriminasi yang disebabkan oleh struktur sosial dan budaya masyarakat, sebenarnya sudah terjadi sejak usia muda. Hal ini kita ketahui sebagai akibat dari perbedaan yang sifatnya kodrati maupun dari perbedaan gender. Sehingga, masih banyak masyarakat yang cenderung mendiskreditkan bahkan mendiskriminasi mereka,\" katanya. Ditambahkan, dengan meningkatnya kebutuhan dan pelayanan terhadap lansia perempuan, membawa implikasi pada perumusan dan arah kebijakan program pembangunan yang lebih khusus dan terfokus. Salah satunya untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk lansia perempuan. \"Tentu kita akan terus memperhatikan berbagai permasalahan penduduk lansia secara umum maupun perempuan lansia secara khusus. Maka upaya untuk perlindungan lansia yang responsif gender menjadi suatu agenda yang penting dan strategis,\" imbuhnya. Berdasarkan data hasil Survei Pengalaman Hidup Nasional Perempuan (SPHNP tahun 2016), diketahui bahwa usia 50-64 tahun mengalami berbagai kekerasan, seperti kekerasan ekonomi 17,25 persen, kekerasan fisik yang dilakukan oleh pasangan 11,18 persen, kekerasan yang dilakukan selain pasangan 4,92 persen, dan kekerasan seksual 24,43 persen. (jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: