Lilin di Klenteng Jadi Simbol Penerang Kegelapan
CIREBON - Setiap ritual sembahyang yang dilakukukan di klenteng tidak terlepas dari persembahan. Persembahan dalam hal ini diartikan sebagai wujud dari pencapaian, di mana biasanya disuguhkan berupa buah, bunga, teh atau air, toa kim, masakan, kue, lilin, minyak dan dupa. Salah satu warga Tionghoa asal Plered, Cirebon, Sugiyanto menyampaikan, persembahan merupakan rasa wujud syukur dikarenakan permohonan maupun doa yang telah diucapkan telah diterima oleh para shen bing. “Kami melakukan berbagai persembahan, salah satunya menyalakan lilin, di mana minta diterangkan jalan hidupnya. Jadi setelah meninggal nanti ada penerangan, intinya untuk pemancar kegelapan setelah kita tiada,” kata Sugiyanto saat menyalakan lilin di Klenteng Hok Keng Tong Plered, Sabtu (16/3). Dijelaskannya, persembahan juga memiliki maksud tertentu yang dipercaya oleh para umat tridharma. Sebab dengan melakukan persembahan tersebut, artinya melambangkan doa dan harapan bagi umat. “Sesuatu hal yang penting dalam persembahan adalah niat tulus ikhlas dari yang mempersembahkan,” katanya. Lebih jauh, dikatakannya, makna dari lilin yang juga dinyalakan oleh jamaat pada saat perayaan sejit ialah lilin merupakan simbol penerangan agar tujuannya menjadikan usaha menjadi lancar. Selain itu, lanjutnya, sebagai harapan untuk tahun depan agar segala usaha lancar maupun keinginan segalanya. “Dari lilin banyak harapan yang kita inginkan. Salah satunya kelancaran usaha, keselamatan, dan pemancar kasih sayang,” tandasnya. (via)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: