Daihatsu Inisiasi Kampanye “Stop Bullying Anak”

Daihatsu Inisiasi Kampanye “Stop Bullying Anak”

JAKARTA-Daihatsu turut berkontribusi dan kembali membuktikan komitmen tanggung jawab sosial dalam sosialisasi “Stop Bullying Anak” sejalan dengan program Corporate Social Responsibility (CSR). PT Astra Daihatsu Motor (ADM) turut menggandeng Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak dan Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi DKI Jakarta dalam acara Stop Bullying! Daihatsu Sahabat Anak pada Rabu, 13 Maret 2019 bertempat di Auditorium Perpustaakan Nasional RI. Acara ini juga sekaligus bentuk apresiasi kepada para pengurus RPTRA (Ruang Publik Terbuka Ramah Anak) dan juga anak-anak yang telah menjadi agen Stop Bullying di lingkungan sekolah mereka. Turut hadir pada acara ini Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi DKI Jakarta, Fery Farhati Baswedan, dan Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait. ”Daihatsu berharap, semua pihak dapat menjadi agen dalam mengkampanyekan stop bullying. Hal ini bisa dimulai dari dalam rumah sendiri, yaitu dari orang tua ke anak-anak mereka,” jelas General Affairs Division Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Haryanto Nurya Hadiwijaya. Pada acara ini, ADM memberikan apresiasi kepada sepuluh RPTRA yang telah bekerja sama guna mengkampanyekan pesan Stop Bullying. Pada seremoni acara ini, Ketua TP PKK DKI Jakarta turut menyematkan Pin Daihatsu Sahabat Anak kepada 20 anak-anak sebagai tanda perwakilan agen Stop Bullying. Daihatsu terus mengkampanyekan program ini sejak 2017. Tercatat pada tahun 2017, diikuti sebanyak 420 orang tua dan 1.420 anak, disusul tahun 2018, sebanyak 1.530 orang tua dan 2.600 anak turut mengikuti program ini. meningkatnya jumlah peserta ini membuktikan bahwa Masyarakat mengapresiasi program ini karena merasakan hasil yang positif tentang edukasi yang terus dilakukan oleh Daihatsu. Melalui program ini, para peserta, khususnya orang tua dapat lebih memahami dan sadar akan makna bullying dan semakin memperhatikan sikap dan perilaku anaknya. Bagi anak-anak itu sendiri, mereka juga semakin berani mengingatkan ke temannya akan bahaya dan risiko bullying, dan dapat melaporkan kejadian bullying kepada guru di sekolah, serta membuat beragam poster stop bullying di sekolah. “Komunikasi yang terbuka, serta sikap orang tua yang mau menjadi pendengar bagi anak merupakan salah satu kunci untuk meminimalisir tindakan bullying terhadap anak-anak”, ujarnya. (swn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: