Seorang bocah disabilitas layak disebut sebagai pahlawan setelah keberaniannya menyelamatkan turis-turis Malaysia saat gempa lombok pada tanggal 17 Maret. Taufik, bocah tuna rungu dan tuna wicara dari desa Senaru di Lombok Utara, membantu turis Malaysia untuk menemukan rute keluar dari Air Terjun Tiu Kelep. Organisasi GPM Malaysia mengatakan, mereka berencana mengundang Taufik ke Lombok dan juga ingin dibantu agar mendapatkan kesempatan hidup normal.
Global Peace Mission (GPM) Malaysia telah mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk menunjuk seorang bocah lelaki disabilitas berusia tujuh tahun dari Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, sebagai seorang pahlawan. Pernyataan itu muncul karena bocah tersebut membantu turis asing mengungsi dari daerah ketika gempa bumi mengguncang Lombok baru-baru ini.
Taufik, bocah tuna rungu dan tuna wicara dari desa Senaru di Lombok Utara, membantu turis Malaysia untuk menemukan rute keluar dari Air Terjun Tiu Kelep, ketika gempa berkekuatan 5,4 skala Richter terjadi dan memicu tanah longsor pada hari Minggu lalu (17/3).
“Insya Allah kita akan menamainya … simbol kepahlawanan dan keberanian untuk menyelamatkan hidup orang lain ketika mereka paling membutuhkan bantuan,” kata kepala operasi GPM Malaysia Syahrir Azfar bin Saleh, seperti dikutip oleh Antara, Kamis (21/3).
Gempa bumi menyebabkan tanah longsor di kabupaten itu, menewaskan sedikitnya dua orang Malaysia dan melukai lebih dari 30 orang, kebanyakan dari mereka adalah wisatawan asing dan domestik.
Wong Siew Lim, seorang warga Malaysia yang menderita luka ringan di lengannya, mengatakan Taufik telah membantunya dan para wisatawan lainnya mengungsi dari daerah itu dengan aman setelah tanah longsor yang dipicu gempa bumi terjadi di sekitar daerah air terjun ketika mereka sedang berjalan-jalan.
“Ketika dia sedang digendong, Taufik membantu kami dengan menunjukkan jalan keluar dari lokasi (dari air terjun),” katanya, seraya menambahkan bahwa dia sangat berterima kasih kepada bocah itu.
Syahrir mengatakan GPM sedang melakukan upaya untuk mendapatkan dukungan dari Malaysia, sehingga bocah itu bisa disebut pahlawan di sana. Kisah kepahlawanan bocah itu juga akan diceritakan kepada keluarga kerajaan, tambahnya.
“Kami juga ingin menciptakan kesempatan baginya untuk menjalani kehidupan normal. Mungkin, kami dapat membawa Taufik ke Malaysia,” katanya, seraya menambahkan bahwa GPM akan melakukan upaya untuk menyediakan perawatan medis yang dibutuhkannya.
Organisasi itu juga akan memberi tahu orang Malaysia agar tidak takut mengunjungi Lombok, kata Syahrir.