Mau Sekolah Pilot? Ini Biayanya

Mau Sekolah Pilot? Ini Biayanya

CIREBON-Waktu masih di bangku taman kanak-kanak, sekolah dasar, cita-cita jadi pilot bisa dibilang salah satu yang mainstream. Profesi ini punya tingkat kekerenan sendiri.  Yang membuat siapapun silap mata. Namun, menjad penerbang tak semudah mengucapkan cita-cita. Ada serangkaian pendidikan yang harus diikuti. Tapi kini kian terbuka untuk putera daerah. Karena di Bandara Cakrabhuwana sedikitnya ada enam sekolah penerbangan. Yang bisa menjadi medium mewujudkan cita-cita jadi pilot. Salah satunya adalah Pro Flight Pilot School. Endro Rastadi, Principal Pro Flight Pilot School menuturkan, mendidik menjadi pilot harus berhasil. Tidak boleh ada yang dimaklumkan, karena ini menyangkut keselamatan. Perekrutan dimulai dari segi fisik. Baik luar dan dalam tubuh. Artinya semua harus benar-benar sempurna. Tidak ditoleransi adanya kekurangan. Misalnya buta warna, karena panel kokpit pesawat diisi dengan berbagai warna yang tidak boleh salah mengoperasikannya. Kemudian simbol warna bendera di bandara juga mengandung arti tersendiri. \"Jadi ini lebih ketat, paling tidak seperti mau masuk militer,\" ujarnya kepada Radar Cirebon. Berapa sih biaya sekolah penerbangan? Endro menjawab lugas: \"mahal\". Pesawatnya saja mahal. Spare part dibeli dengan dolar. Setiap sekolah juga harus punya minimal dua simulator kokpit pesawat. Tentu ini harganya mahal juga. Dibelinya juga pakai dolar. Dari sisi pengajar, juga tidak kalah mahalnya. Instruktur penerbang berpengalaman juga sedikit sekali di Indonesia. Dengan kompetensi mereka, wajar kalau sekolah mesti membayar mahal. \"Sekolah pilot paling murah Rp700 juta. Kalau mau lebih lengkap lagi, bisa di atas itu,\" jelasnya. Karena mahal, pada umumnya  siswa yang belajar dibiayai oleh pemerintah daerah atau sebuah instansi. Seperti di Papua dan Papua Barat. Tiap-tiap kabupaten menyekolahkan putra-putrinya ke sekolah penerbangan di Jawa termasuk di Cirebon ini. Ini sangat beralasan. Di Papua belum banyak infrastruktur jalan. Bahkan ada daerah yang hanya bisa dijangkau dengan pesawat. Terutama pesawat berukuran kecil, sesuai kondisi landasan di sana yang pendek. Untuk itu, menyekolahkan putra daerah lebih efisien dan bersifat jangka panjang. Dibandingkan dengan menyewa pilot dari luar daerah bahkan luar negeri. Yang memakan anggaran daerah sangat banyak. Adapula dari instansi pemerintah, BUMN atau swasta. Biasanya, yang mempunyai operasi bisnisnya di daerah terpencil. Alasannya serupa. Kalau ada karyawan yang bisa disekolahkan, kenapa harus menyewa pilot? Terkait kurikulum dan materi yang diajarkan, sekolah pilot mengacu kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Juga ada materi tambahan dari sekolah masing-masing. Pendidikan penerbangan ini, lanjutnya, bukan hanya bisa menerbangkan pesawat.Lebih dari itu, semua komponen pesawat harus diketahui. Dan bila terjadi kerusakan atau permasalahan mampu menyelesaikannya sendiri. Karena di daerahnya yang jauh, tidak mungkin meminta bantuan untuk memperbaikinya. \"Makanya kita mendidik harus bisa dan harus jadi, tidak setengah-setengah,\" tegasnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: