Kembangkan Varietas Padi Gurahit, Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes

Kembangkan Varietas Padi Gurahit, Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes

MAJALENGKA - Penderita diabetes bisa mencoba beras yang sedang dikembangkan drg Pridiana Oskandar. Pria yang akrab disapa dr Dodi bersama tim sedang mengembangkan padi Gurahit varietas padi IPB-3S yang aman dikonsumsi untuk penderita diabetes. “Sudah dua kali musim tanam kami melakukan percobaan dan mengembangkan padi IPB-3S yang nasinya pulen dan menyehatkan,” ujar Dokter Dodi di kawasan persawahan Blok Gurahit, Desa Gandu, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Majalengka. Dodi menjelaskan, beras yang pulen dan wangi ternyata memiliki kadar indeks glikemik yang tinggi, sehingga tidak cukup aman bagi penderita diabetes. Untuk itu, ia mencoba mengembangkan beras gurahit agar penderita diabetes tetap bisa menikmati nasi yang pulen namun tidak perlu khawatir kadar gulanya naik. Dodi bersama tim mengembangkan beras gurahit yang dibudidayakan dengan metode hayati yang ramah lingkungan. Pada musim tanam kali ini, ada dua lokasi yang dilakukan penanaman padi gurahit, yakni di Blok Gurahit dan Astana, Desa Gandu, dengan luas masing-masing area 8100 dan 8500 meter persegi. “Alhamdulilah setelah masa tanam selama 95 hari kini sudah panen dan hasilnya mencapai 9,6 kwintal per juru atau 1 ha menghasilkan 6 ton padi,” bebernya diiyakan rekannya, Jay Arifin. Saat ini, Dodi mengaku cukup kewalahan untuk memenuhi permintaan konsumen. Selama ini beras gurahit yang dikembangkannya dipasarkan secara online dengan harga Rp 13 ribu per kilogram. Melihat besarnya pasar, ia ingin menggandeng petani untuk megembangkan padi dengan varietas IPB-3S dengan pemeliharaan hayati tanpa pestisida. Ia menjelaskan, beras gurahit diambil dari varietas padi tipe baru hasil Inovasi kampus IPB Bogor dengan kadar indeks glikemik aman bagi penderita penyakit diabetes. \"Beras gurahit ini dihasilkan dari persilangan padi Japonica dan Indica yang memberikan tekstur dan rasa yang istimewa,\" jelasnya. Ia juga meyakinkan, tidak ada penambahan zat pemutih beras ataupun pengawet. \"Jadi beras gurahit yang sampai ke tangan konsumen adalah hasil panen terbaru dan dalam kondisi yang masih segar dan baik. Beras tidak disimpan lama di gudang, karena hal itu menurunkan kualitas beras,\" katanya. Seorang petani asal Desa Baturuyuk, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka, Ina, mengaku telah menanam padi jenis gurahit di lahan 150 bata. Dari lahan itu, dihasilkan 32 karung gabah beras gurahit. “Kalau biasanya produksi per hektare hanya 4-5 ton, tapi dengan varietas ini bisa mencapai 7-8 ton per hektare,” ujarnya Kaur Ekbang Desa Gandu, Kecamatan Dawuan, Kosnadi mengaku bangga dengan hasil percobaan padi gurahit tersebut dan berharap bisa terus dikembangkan. (ara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: