Jumlah Personel SP3OR Sangat Minim, Hanya Ada Lima Orang Cover 40 Kecamatan di Kabupaten Cirebon

Jumlah Personel SP3OR Sangat Minim, Hanya Ada Lima Orang Cover 40 Kecamatan  di Kabupaten Cirebon

CIREBON-Jumlah sarjana pendamping penggerak pembangunan olahraga (SP3OR) Jawa Barat masih jauh dari ideal. Saat ini, di Kabupaten Cirebon hanya ada lima personel untuk meng-cover seluruh wilayah kabupaten yang terdiri dari 40 kecamatan. Hal tersebut disampaikan Cahya Setia MPd, salah seorang personel SP3OR yang ditempatkan di Wilayah Timur Cirebon (WTC). Menurut Cahya, jumlah itu sangat kurang dan jauh dari kata ideal. “Idealnya, setiap kecamatan ada satu pendamping. Kabupaten Cirebon baru ada 5. Itu juga penempatan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Saya sendiri untuk meng-cover wilayah timur, empat teman saya dikonsentrasikan di wilayah barat, atau paling tidak ada empat orang untuk WTC biar imbang seperti wilayah barat,” ujarnya saat ditemui di sela-sela kegiatan olahraga bersama Yamaha di Balai Desa Leuweung Gajah, Ciledug, Minggu (31/3). Menurut Cahya, tugas utama SP3OR adalah untuk meningkatkan angka partisipasi masyarakat berolahraga (APMO). Selain itu, SP3OR juga melakukan pembinaan dan mendorong serta memotivasi masyarakat untuk berolahraga. Dengan harapan, di tahun-tahun selanjutnya angka partisipasi masyarakat Jawa Barat dalam berolahraga dapat terus meningkat. “Di daerah kita bersinergi dengan Disbudparpora. Setiap bulan, kita rutin buat laporan bulanan. Kita sampaikan progres dan capaiannya. Gaji kita semuanya full dari provinsi,” imbuhnya. SP3OR sendiri menurut Cahya, mempunyai kewajiban untuk menjadi motor penggerak partisipasi olahraga di masyarakat dengan indikator kinerja input, proses, dan output yang terukur. Selain itu, SP3OR juga memberikan edukasi dan pemahaman agar masyarakat menerapkan pola pikir kreatif, inovatif, efektif dan efisien, dalam merancang maupun mengimplementasi program pembudayaan olahraga di masyarakat. “Kami juga menjadi fasilitator dan pendorong peningkatan sarana kegiatan olahraga di masyarakat. Beberapa sudah kita bantu melalui program pengadaan alat olahraga outdoor seperti yang ada di Alun-alun Ciledug dan halaman Balai Desa Leuweung Gajah,” jelasnya. Ia pun menyampaikan acara yang digelar Minggu (31/3) tersebut, sebagai bentuk kerja sama elemen masyarakat, termasuk di dalamnya karang taruna dengan pihak eksternal yang dalam hal ini diwikili Yamaha pada momen Housing Yamaha Lexi untuk gapai Jawa Barat segar bugar. “Acaranya berupa senam bersama, interaktif dan edukasi. Kita ajak dan dorong masyarakat agar olahraga juga jadi budaya dan kearifan lokal yang harus dilihat sebagai kebutuhan,” ungkapnya. Sementara itu, salah watu warga Suwarni kepada Radar  Cirebon menuturkan, jika kegiatan senam dan olahraga kini menjadi cara gaya hidup untuk sehat dan sudah mulai dilakukan tanpa harus dipaksa dan setiap hari. “Ini kan untuk kita sendiri kesehatannya. Jadi olahrga itu wajib. Sama seperti kita kalau setiap hari harus makan, saya apresiasi kepada panitia yang sudah memeriahkan acara ini. Karena semakin meriah, tentu masyarakat akan semakin antusias,” ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: