Wawali Dorong Tradisi Ceng Beng Jadi Agenda Wisata Cirebon

Wawali Dorong Tradisi Ceng Beng Jadi Agenda Wisata Cirebon

CIREBON-Kota Cirebon dikenal dengan beraneka ragam seni dan budaya, termasuk dari etnis Tionghoa. Oleh karena itu, Wakil Walikota Cirebon Dra Hj Eti Herawati akan mendorong salah satu tradisi yakni Cheng Beng sebagai salah satu agenda wisata di Cirebon. Eti juga akan menata dan melakukan pembenahan terhadap lokasi pemakaman Ku Tiong. Ini dimaksudkan untuk dijadikan ruang terbuka hijau (RTH), sehingga lokasi RTH di Kota Cirebon menjadi bertambah. \"Tradisi Tionghoa ini bisa dijadikan sebagai agenda wisata di Kota Cirebon. Hanya saja, kurangnya promosi sehingga belum banyak yang tahu,\" ungkap Eti saat menghadiri peringatan Cheng Beng, tradisi mendoakan arwah leluhur di pemakaman Ku Tiong, di Penggung, pada Sabtu (6/4). Padahal, kata dia, kegiatan ini bisa memberikan dampak signifikan untuk perkembangan pariwisata di Kota Cirebon. Jika ditata dengan baik, maka tradisi ini akan mendatangkan wisatawan. Karena itu, secara perlahan, pihaknya akan menata pemakaman Ku Tiong yang sudah berumur ratusan tahun tersebut. \"Kita akan tata. Akan tetapi butuh dana yang tidak sedikit. Kita bertahap akan lakukan,\" ucapnya. Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (DKOKP) Kota Cirebon Drs Bagja Edi mengungkapkan, tahun depan, pihaknya akan memasukan tradisi Ceng Beng dalam agenda budaya di Kota Cirebon. \"Kita akan menata dari sisi pariwisata. Sedangkan dari sisi tata cara dan doa, kita tidak bisa melakukan intervensi,\" ungkapnya. Pihaknya akan melakukan support untuk setiap kegiatan pariwisata yang mengeksplorasi ragam dan tradisi serta etnis yang ada di Kota Cirebon. \"Karena kita ini Caruban. Ada Islam, Hindu, Budha, Kristen dan lainnya yang terbentuk menjadi satu yaitu Caruban,\" imbuhnya. Sementara Halim, Sekretaris Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia atau PSMTI menyampaikan, ritual Cheng Beng berasal dari seorang anak dari keluarga miskin yang merantau. Anak itu bertekad tak bakal pulang ke kampung halamannya jika belum sukses. Waktu berlalu dan anak tadi berhasil menjadi orang kaya di perantauan. Dia kemudian pulang. Sayang, sesampainya di kampung halaman, anak tersebut tidak menemukan orang tuanya. Kalaupun mereka sudah meninggal, dia ingin tahu di mana makamnya. Anak tadi kemudian memerintahkan semua orang membersihkan makam. Akhirnya ditemukan dua makam yang belum dibersihkan. \"Sang anak meyakini makam yang belum dibersihkan itu adalah makam kedua orang tuanya. Sejak itu, ritual Ceng Beng ini dilakukan,\" pungkasnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: