Wawali Sebut Armada Citros Bakal Ditambah, Tarif Dievaluasi

Wawali Sebut Armada Citros Bakal Ditambah, Tarif Dievaluasi

CIREBON–Armada Cirebon Tourism on Bus (Citros) beberapa hari belakangan jarang terlihat mondar mandir. Pengelola memutuskan melakukan perawatan dan penambahan fasilitas. Sembari menunggu pengajuan revisi tarif yang ditetapkan dalam peraturan gubernur. Wakil Walikota Cirebon Dra Hj Eti Herawati menyebutkan, Citros tidak berhenti beroperasi. Sebagai salah satu ikon pariwisata, bus kap terbuka tersebut dianggap mempunyai peranan penting dalam memperkenalkan tempat-tempat wisata kepada wisatawan. \"Tidak benar berhenti. Yang ada malah kita evaluasi jumlahnya,\" katanya kepada Radar Cirebon. Dengan jumlah saat ini yang dioperasikan, Eti mengakui masih kurang. Animo masyarakat maupun wisatawan sangat tinggi. Ini terlihat dengan antrean di setiap halte pemberhentian Citros. Pihaknya berniat akan mengajukan bantuan penambahan armada ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Selain itu melobi perusahaan, juga badan usaha milik negara (BUMN) untuk menyisihkan corporate social responsibility (CSR), agar bisa menambah Citros. “Mudah-mudahan bisa,” ucapnya. Terkait tarif, pemkot juga akan mengevaluasi. Tentunya dengan stakeholder seperti dinas perhubungan (dishub) dan organda. Kepala Dishub Kota Cirebon Atang Hasan Dahlan menyerahkan sepenuhnya persoalan Citros kepada pihak Organda. Sejak awal komitmen pengoperasian Citros adalah antara Organda dan pihak provinsi. Makanya Citros direncanakan Organda rutenya sampai ke Kabupaten Cirebon. Selain itu, Organda juga yang menentukan besaran tarif dan rutenya. Walaupun demikian sebagai pihak terkait masalah Citros ini, pihaknya akan memantau perkembangannya. \"Citros inikan merupakan ikon pariwisata Kota Cirebon, walaupun pengelolaan oleh organda, kita tetap akan bantu bila ada permasalahan,\" tandasnya. TARIF NAIK, RUTE DITAMBAH Dalam masa uji coba, Citros tak pernah sepi dari peminat. Sehingga kenaikan tarif yang diusulkan sebesar Rp10 ribu, dipersoalkan warga. Riyanitadika salah satunya. Mahasiswi yang saat ini berdomisili di Kuningan rela datang ke Cirebon untuk sekadar berjalan-jalan naik Citros bersama keluarga. Menurutnya armada ini sangat nyaman dan memberikan pengalaman baru saat berkeliling kota. Namun perlu penambahan armada diperlukan agar setiap jam bisa ada waktu pemberangkatan agar penumpang terakomodir. \"Kalau kemarin karena armada cuman satu jadi ngantre,\" tuturnya. Menurutnya dengan biaya Rp5ribu cukup terjangkau harganya. Namun penamabahan tarif menjadi Rp10 ribu, diharapkan dibarengi dengan rute yang ditambah. Kalau rute tetap seperti sekarang, besar kemungkinan banyak yang ke beratan. \"Mungkin bisa ditambah rute ke gedung negara lewat Jalan Siliwangi yang memang dilewati ke balkot. Karena waktu saya naik motong ke Jl M Toha,\" ungkapnya. Ayu Elpriyanti yang juga sudah mencoba Citros merasa tarif Rp10 ribu terlalu mahal. Pasalnya saat naik Citros penumpang tidak mendapatkan hiburan apapun. Nyaris sama seperti naik angkutan umum. \"Kalau mau Rp10 ribu nggak masalah, asalkan setiap tempat yang kita tuju dikasih tau sejaranya. Ada guide-nya,\" terangnya. Meski fasilitas di armada dan kondisi armadanya cukup baik menurut Ayu, namun di pengalaman pertamanya naik Citros ia kurang menikmati Kota Cirebon. Sementara itu, Thifal Islami justru berkebalikannya. Tarif Rp5 ribu dengan waktu tempuh 30 menit keliling Kota Cirebon terlalu murah. Hal ini dikarenakan armada hanya satu dan yang naik sangat membludak sampai harus antre lama. Tapi, ia pun sependapat kalau kenaikan harga disertai penambahan fasilitas. Ia menyarankan penempatan pool seharusnya di tempat wisata agar mendongkrak para UMKM sekitar. Fasilitas ticketing juga harus diperbaiki. \"Harusnya ada waktu untuk naik jam berapa di tiketnya. Jadi penumpang naik sesuai dengan jam, nggak ngacak,\" pungkasnya. (gus/apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: