Polisi Waspada Teror saat Pemilu, Fokus Jaga Objek Vital
JAKATA-Polri berupaya mengamankan Pemilu 2019. Kemarin (14/4) Korps Bhayangkara bersama TNI menggelar apel pasukan dengan skala besar untuk mengamankan pemilu 2019. Setidaknya terdapat 4.200 personel tergabung dalam apel tersebut. Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan, untuk jumlah personel gabungan ini 4.200 orang, baik dari TNI dan Polri. Namun, jumlah itu akan bertambah untuk kegiatan pascaapel. “Ada sejumlah kegiatan pascaapel tersebut,” jelasnya. Jumlah personel akan menjadi enam ribu orang saat melakukan patroli objek vital di Jakarta. Berbagai objek vital seperti pelabuhan, bandara, BUMN dan tempat berkumpulnya masyarakat. “Patroli untuk memberikan rasa aman,” ujarnya. Tak hanya itu, karena momentum pemilu ini biasanya wajah kota dipenuhi dengan baliho dan spanduk kampanye, maka Polri dan TNI akan mengawal satpol PP untuk membersihkan alat peraga kampanye tersebut. “Jadi, tak hanya patrol,” terangnya. Dedi menjelaskan, bila digabungkan dengan personel yang menjaga TPS di Jakarta, maka jumlahnya bisa mencapai 36 personil. Tentunya semua bersiap untuk melakukan pencegahan adanya gangguan keamanan. “Jumlahnya ini sesuai dengan prediksi potensi kerawanannya,” ujarnya. Di Jakarta dan sekitarnya, terdapat sejumlah daerah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi. Yakni, Jakarta Barat dan Tangerang Selatan. Penetapan daerah rawan ini dikarenakan daerah tersebut memiliki risiko tinggi terjadi konflik sosial akibat pemilu. “Maka penebalan personel dilakukan,” jelasnya. Untuk seluruh Indonesia, Polri telah menyiapkan 271.880 personel dan akan dibantu 68 ribu personil TNI. Dia menjelaskan, tak hanya konflik sosial yang coba dicegah. Namun, juga kemungkinan terjadinya aksi teror. “Itu menjadi salah satu yang dipetakan,” tuturnya. Apalagi mengingat beberapa waktu lalu sempat terjadi bom bunuh diri di Sibolga, serta penangkapan berantai terhadap 10 terduga terori kelompok Sibolga. Ada pula empat terduga teroris yang diduga akan melakukan lone wolf. “Terorisme ini bisa saja memanfaatkan momentum,” papar mantan Wakapolda Kalimantan Tengah tersebut. (mhf/ful/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: