Petani Ubi di Kuningan Gagal Panen
KUNINGAN - Para petani ubi jalar di Kabupaten Kuningan mengeluhkan hasil panen yang turun drastis akibat musim hujan yang cukup lama tahun ini. Ahmad (53) salah satu petani ubi jalar di Desa Bandorasa Wetan, Kecamatan Cilimus, mengaku hasil panen ubi di sawahnya saat ini sangat jauh dari harapan dan bisa dikatakan gagal panen. Dia menyebutkan, dari lahan seluas 100 bata kini hanya bisa menghasilkan 1 ton ubi, padahal biasanya bisa mencapai 3 ton. \"Penyebabnya bukan karena hama, melainkan karena musim hujan yang berlangsung cukup lama. Kondisi ini menyebabkan tanah terlalu dingin dan beuti (umbi) tidak berkembang. Sekalipun sudah berusia lima bulan masa tanam, tetapi ubi yang dihasilkan ukurannya kecil-kecil,\" ujar Ahmad kepada Radar Cirebon. Permasalahan lainnya, kata Ahmad, sudah hasil panen minim, ternyata harganya pun standar, tidak ada kenaikan. Harga ubi di kisaran Rp3.000 per kilogram. Kondisi itu pun praktis membuatnya harus mengalami kerugian cukup besar. \"Memang jika menghitung biaya yang dikeluarkan mulai dari tanam, bibit, pupuk dan perawatan, modal yang dikeluarkan sekitar Rp 2 juta per 100 bata. Dengan hasil panen 1 ton, berarti penjualan kita hanya Rp 3 juta. Dengan perhitungan lima bulan masa tanam dan perolehan hanya Rp 1 juta, tentu ini masih rugi,\" ujar Ahmad. Biasanya, kata Ahmad, jika saat musim sedang bagus dia bisa mendapat hingga Rp 9 juta per 100 bata. \"Dengan modal hanya Rp 2 juta, sudah bisa dihitung keuntungannya,\" ujar Ahmad. Namun demikian, Ahmad mengaku hanya bisa pasrah dan bersyukur dengan hasil minim tersebut. Yang terpenting, kata Ahmad, dia masih bisa beraktivitas bercocok tanam dan berpenghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. (fik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: