91 Personel PPSDA Majalengka Gotong Royong Bantu Warga Bongkar Rumah

91 Personel PPSDA Majalengka Gotong Royong Bantu Warga Bongkar Rumah

Warga di Blok Lamelaut, Desa Mekarmulya, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, masih harus berjuang untuk menyelamatkan diri dan barang-barangnya dari ancaman pergerakan tanah. Beban warga agak berkurang, karena pasukan dari Dinas Perumahan Pemukiman dan Sumber Daya Air UPTD PPSDA Wilayah Bantarujeg ikut turun tangan, Senin (15/4). Budhi Haryanto, Majalengka Bukan hanya segelintir orang, Keluarga Besar Dinas Perumahan Pemukiman dan Sumber Daya Air (DPPSDA) UPTD PPSDA Wilayah Bantarujeg menurunkan 91 personel ke RT 009 Blok Lamelaut, Desa Mekarmulya, Kecamatan Lemahsugih. Selain memantau kondisi pergerakan tanah, mereka tidak ragu untuk turun dan membantu warga melakukan pembongkaran rumah dan mengangkat barang-barang untuk dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Nuansa gotong royong begitu terasa. Karyawan PPSDA dan warga membaur saling bahu membahu mengangkut material dan barang-barang. Kepala UPTD PPSDA Wilayah Bantarujeg, Taryuman menyebutkan, sejak pergerakan tanah terjadi di Desa Mekarmulya, terus dilakukan pemantauan. “Kami pun melakukan pengecekan ke beberapa lokasi saluran air dan terus melakukan pendataan. Bahkan kami terjun langsung ikut kerja bakti bergotong-royong bersama warga melakukan pembongkaran rumah terdampak pergerakan tanah,” jelasnya. Aksi gotong royong ini, lanjut dia, merupakan salah satu bentuk kepedulian dan perhatian terhadap warga yang terkena musibah bencana alam pergerakan tanah. Sementara itu, Kepala Desa Mekarmulya Iyet Sumiati mengucapkan terima kasih kepada UPTD PPSDA Wilayah Bantarujeg yang ikut membantu warga membongkar rumah. Hingga saat ini, Iyet mengaku masih mengupayakan relokasi dan mencari lokasi yang aman bagi warga. Dijelaskan Iyet, pergerakan tanah awalnya hanya menimpa 19 unit rumah. Namun saat ini tercatat 22 rumah, 2 uni musala dan 2 kandang ternak terdampak pergerakan. Selain itu ada 9 unit rumah yang kondisinya terancam pergerakan tanah. “22 unit rumah itu dihuni oleh 35 kepala keluarga. Karena dalam satu rumah ada yang dihuni 2 kepala keluarga,” ujarnya. Hingga saat ini, Iyet mengaku terus berusaha berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mencari solusi terbaik dan berharap musibah pergerakan tanah ini bisa segera diatasi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: