Pemilu di Argasunya, Kampung Benda Kerep Pake Kunyit Ganti Tinta sejak 1999

Pemilu di Argasunya, Kampung Benda Kerep Pake Kunyit Ganti Tinta sejak 1999

CIREBON-Setiap perhelatan pesta demokrasi, RW 11 Kampung Benda Kerep, Kelurahan Argasunya, selalu menjadi perhatian. Bukan karena menariknya TPS yang dibangun atau para petugas TPS yang menggunakan pakaian unik. Tapi penggunaan tinta dari ekstrak kunyit sebagai ganti tinta biru yang menjadi spesial. Di kawasan paling selatan Kota Cirebon sedikitnya ada empat TPS yang menggunakan kunyit sebagai tanda telah menggunakan hak pilih. Penggunaan pewarna alami ini sudah berjalan sejak tahun 1999. Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga tidak mempersoalkan. Dari pendapat tokoh masyarakat setempat dan diamini oleh warganya, penggunaan tinta membuat keragu-raguan. Terkait sah tidaknya wudu, karena mensucikan diri juga menentukan sahnya ibadah lainya termasuk salat. Ketua TPS 57 M Yahya Mubarok menuturkan, solusi pengganti tinta biru, oleh KPU cara ini dianggap tidak melanggar aturan. Bahkan KPU memfasilitasi dan menyediakan ekstrak kunyit ini. Selain itu secara tidak langsung mengakomodir kearifan lokal. Dari data sementara, pihaknya mencatat angka partisipasi warga yang mencoblos di TPS 57, di atas 90 persen. Ini membuktikan antusiasme untuk memilih presiden dan wakil rakyat disini sangat tinggi. Bila dihitung, kata dia, di atas rata-rata partisipasi di Kota Cirebon, Jawa Barat bahkan secara nasional. “Boleh saja warganya berada di pinggir kota, tapi mereka sudah sadar dan paham memaknai pesta demokrasi,” ungkapnya. Lurah Argasunya Dudung Abdul Barry menyebut ada empat TPS yang menggunakan kunyit di Kampung Benda Kerep, yakni TPS 57, 58, 59 dan 60. Dari data yang ada, DPT di 4 TPS itu mencapai 894 jiwa. \"Pelaksanaannya sangat kondusif, walaupun dikenal sebagai masyarakat yang inklusif. Sampai jam 22.30 (tadi malam) belum diketahui hasil sementara penghitungan. Petugas masih bekerja, mungkin lepas jam 00.00 baru bisa diketahui,\" katanya kepada Radar Cirebon. Seperti diketahui, awal mula penggunaan kunyit ini merupakan permintaan dari para sesepuh kiai di Ponpes Benda Kerep. Pengasuh Ponpes Benda Kerep KH Muhammad Miftah menambahkan, berdasarkan data dari KPPS TPS Benda Kerep, terdapat 423 pemilih yang  terdiri dari 243 pemilih laki-laki dan 240 pemilih perempuan. Masyarakat lingkungan Pondok Pesantren  Benda Kerep, lebih memilih menggunakan kunyit sebagai tanda usai mencoblos sebagai pengganti tinta. “Pemilu 2019 juga menggunakan kunyit. Pilwalkot juga pakai kunyit,” ungkapnya. Dijelaskannya, penggunakan kunyit sebagai tanda bukti telah mencoblos di TPS, bukan bermaksud untuk mengharamkan tinta sebagaimana yang sudah diatur oleh KPU. Tapi akan lebih baik menggunakan bahan alami yang juga tetap berwarna untuk membuktikan telah mencoblos.  Tidak kalah dengan tinta, daya tahan kunyit lebih kuat dibanding dengan tinta. Oleh karenanya kunyit jauh lebih baik daripada tinta, dari aspek apapun. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: