Jelang Ramadan dan Idul Fitri Jawa Barat Krisis Telur, Kekurangan 33.514 Ton

Jelang Ramadan dan Idul Fitri Jawa Barat Krisis Telur, Kekurangan 33.514 Ton

BANDUNG–Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat menjamin aman ketersediaan komoditas pangan menjelang bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri. “Kebutuhan beras Jawa Barat Insya Allah surplus karena saat ini tengah memasuki panen raya. Dalam pantauan kami, harganya cenderung turun. Jadi, jangan khawatir,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Koesmayadie SP. Begitu juga dengan cabai merah yang mengalami surplus karena ada ledakan panen. Sementara, bawang dan cabai rawit mengalami defisit. “Defisitnya paling banyak adalah cabai rawit, karena permintaannya tengah tinggi akibat banyak bermunculan makanan olahan seblak dan ayam geprek,” imbuhnya. Kemudian, untuk komoditas daging, masyarakat tidak perlu khawatir, mengingat, Jawa Barat adalah sentra dari peternakan ayam pedaging. Begitu juga dengan daging sapi yang saat ini ada sekitar 80.500 ekor sudah ada di kandang. Belum lagi nanti ada kiriman juga dari Jawa Tengah, Sulawesi dan Lampung. “Kondisi aman, kecuali ada aktivitas konsumen yang melakukan rush daging sapi. Tapi, mudah-mudahan tidak ada,” bebernya. Berbeda dengan telur. Diakui Koesmayadie, Jawa Barat mengalami kekurangan pasokan. Sebab, Jawa Barat bukan daerah penghasil telur ayam. Hanya ada beberapa daerah saja yang memproduksi telur ayam seperti di Ciamis. Namun, pihaknya sudah bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar, Jawa Tengah, untuk memasok kebutuhan telur di Jawa Barat. “Kami tengah mengatur tata niaga telur. Apalagi untuk Bandung sendiri, kebutuhannya sangat tinggi karena banyak industri makanan olahan,” ungkapnya. Terkait defisit telor, berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan, saat ini tersedia 20.112 ton. Sementara kebutuhan menjelang Ramadan dan Idul Fitri sebanyak 53.620 ton. Sehingga, defisit 33.514 ton. Sedangkan kebutuhan Jawa Barat untuk telur selama setahun adalah 172.119 ton. Sementara kebutuhannya sebesar 417.219 ton, sehingga defisit 245.100 ton.  (jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: