Jelang Ramadan Rawan Penimbunan Sembako, Disdagin Ancam akan Mempidanakan

Jelang Ramadan Rawan Penimbunan Sembako, Disdagin Ancam akan Mempidanakan

CIREBON-Penimbunan barang kebutuhan pangan pokok jelang bulan Ramadan, sangat rawan. Sehingga, akan menyebabkan kenaikan harga sembako. Oleh karena itu, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Cirebon mengancam akan mempidanakan pelaku penimbunan melalui Satgas Pangan. Kepala Bidang Perdagangan Disdagin Kabupaten Cirebon, Dadang Heryadi mengatakan, pihaknya hingga saat ini belum menemukan adanya permainan atau penimbunan sembako jelang Ramadan. “Kaitannya dengan permainan, sampai saat ini, kami dari Indag belum menemukan,” ujarnya kepada Radar Cirebon, (26/4). Pihaknya selalu intens melakukan pemantauan ketersediaan barang pangan pokok hingga sampai distributor. “Karena distributor selalu dipantau. Mereka semua kan terdaftar di kita. Kami cek ketersediaan di semua gudang-gudang,” tuturnya. Dadang memastikan, pihaknya akan memberi tindakan tegas jika terbukti ada distributor ataupun pedagang bermain dengan melakukan penimbunan sembako. “Kalau terjadi ya kita dari pemerintah harus bisa memberikan tindakan, agar tidak terulang lagi,” ungkapnya. Bahkan jika memang sudah melakukan penimbunan, pihaknya tidak segan-segan untuk mempidanakannya. “Kita sudah kerja sama dengan satgas pangan. Kalau ada aktivitas penimbunan, kita sudah pasti berhubungan dengan hukum. Itu di tingkat Gakum,\" ucapnya. Untuk saat ini, kenaikan harga sembako masih pada bawang merah. Dan pihaknya memastikan kenaikan harga bawang merah bukan karena adanya penimbunan. “Untuk kenaikan khususnya dengan bawang, itu diakibatkan pasokan. Kemudian juga dari segi cuaca kurang bagus, masih banyak hujan. Jadi, untuk persediaan kurang bagus. Pasar-pasar dan distributor mulai berkurang. Jadi, bukan karena penimbunan,” ujarnya. Sedangkan untuk telur, menurut Dadang, awalnya terjadi penurunan. Namun kini mulai ada kenaikkan. “Sudah mulai turun ke Rp21 ribu dan sekarang kembali ke Rp22-23 ribu,” jelasnya. Untuk menekan ketersediaan telur, menurut Dadang, Pemprov Jawa Barat sudah bekerja sama dengan daerah penghasil telur ayam. “Makanya, pemprov sudah ada kerja sama antar daerah. Karena Jabar ini bukan sebagai pemasok telur atau sebagai wilayah peternakan. Makanya, didatangkan dari Blitar Jawa Timur dan Jateng. Makanya, menjelang Ramadan ini, mudah-mudahan pasokan bisa aman,” pungkasnya. (den)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: