Lahan Eks Galian C Dimiliki Ratusan Warga, Penambangan Masih Berjalan

Lahan Eks Galian C Dimiliki Ratusan Warga, Penambangan Masih Berjalan

CIREBON-Bukan hanya Yayasan Albarokah Gunung Jati yang memiliki lahan eks galian tipe c. Dari ratusan hektare lahan kritis tersebut, rupanya dimiliki perseorangan baik warga setempat maupun dari luar daerah. Namun sebagian besar dibiarkan begitu saja. Kepala Bidang III Dinas Lingkungan Hidup (DLH) H Jajang mengatakan, dari inventarisasi terakhir pada tahun 2018 tercatat ada 137 pemilik lahan. Lahan tersebut berupa eks galian c dan tidak terurus setelah dihentikan sesuai Keputusan Walikota 16/2004. Dari 137 kepemilikan lahan, tersebar di 5 RW, yakni RW 04 Surapandan, RW 07 Sumurwuni, RW 08 Kopi Luhur, RW 09 Cibogo dan RW 10 Kedung Jumbleng. Total luas lahan sekitar 48 hektare, ini belum termasuk yang telah dibeli pemkot untuk dijadikan tempat pembuangan akhir (TPA). “Lahan-lahan ini termasuk kritis. Perlu direvitalisasi,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Sejak 2004 atau saat galian c ditutup pemerintah kota, baru sekitar 4 hektare yang sudah direvitalisasi dan dijadikan perumahan penduduk setempat. Sementara puluhan hektare lainnya dibiarkan menjadi lahan tidur. Kemudian ada juga yang direvitalisasi oleh Yayasan Albarokah Gunung Jati seluas 30 hektare di RW 09 Cibogo. Selain yayasan, lahan tersebut dimiliki juga oleh 100 orang warga sekitarnya. Adanya aktivitas di eks galian c, Jajang mempertanyakan efektivitas Keputusan Walikota 16/2004. Pasalnya, kenyataan di lapangan masih terjadi penambangan yang dilakukan secara manual dan tidak terencana. Justru aktivitas ini bisa menambah kerusakan lingkungan. \"Seharusnya ada peninjauan dan evaluasi keputusan tersebut. Selain masih ada penambahan ilegal, selama ini juga program alih profesi kurang diminati warga setempat,\" ucapnya. Minimnya minat alih profesi dan pelatihan keterampilan selaras dengan Data Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker). Warga setempat sudah ditawarkan sedikitnya 66 jenis program pelatihan. Sejauh ini, belum ada respons signifikan. Kepala Disnaker Agus Sukmanjaya S Sos mengungkapkan, paket kegiatan tersebut sebetulnya dapat dimanfaatkan warga untuk memiliki keterampilan baru. Nantinya bisa dimanfaatkan untuk membuka usaha atau bekerja di sektor lainnya. \"Sudah kami tawarkan paket kegiatan pelatihan. Kami juga minta bantuan kecamatan,” katanya, belum lama ini. Disnaker sebut Agus, juga sudah berusaha memetakan minat warga. Dengan harapan, bila pelatihannya sesuai kebutuhan dapat lebih mengena. Namun kembali lagi, warga tidak merespons dengan baik. “Kami sampai minta kecamatan nampung aspirasi maunya gimana,” katanya. Dari 66 program kegiatan tersebut diantaranya ialah program pelatihan montir, menjahit, las, teknologi informasi, perhotelan, tata boga dan lainnya. Ke depan, Agus mengaku akan mengupayakan pendekatan kembali. Dengan harapan tahun ini bisa ada pelatihan yang dilaksanakan. “Kami juga akan koordinasi dengan kementerian. Kira-kira pelatihan apa yang bisa diberikan untuk warga,” ucapnya. Seperti diketahui, jumlah warga penggali pasir di Argasunya sejauh ini belum terdata dengan baik. Dalam profil Kelurahan Argasunya, pekerjaan ini tidak disebutkan secara spesifik. Namun dari keterangan Anggota DPRD Daerah Pemilihan (Dapil) Kecamatan Harjamukti Een Rusmijati, diperkirakan ada 700 warga yang bekerja di eks lahan galian c. (gus/myg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: