Jelang Mudik, Jalan Pantura Cirebon masih Banyak Berlubang Berbahaya, Belum Ada Tanda-tanda Perbaikan

Jelang Mudik, Jalan Pantura Cirebon masih Banyak Berlubang Berbahaya, Belum Ada Tanda-tanda Perbaikan

Jalan pantura selalu mencekam. Puluhan lubang menjadi ancaman pengguna jalan. Kondisi ini terus terulang. Setiap tahun kerusakan terjadi. Seakan jadi proyek abadi. Padahal, jalur pantura urat nadi nasional. PARAHNYA, Penerangan Jalan Umum (PJU) pun minim. Rawan di malam hari. Jalan berlubang tak terlihat jelas. Terlebih saat hujan deras tiba. Hadi (47) warga Desa Plumbon mengeluhkan jalan rusak di jalur pantura yang kian parah. Lubangnya, menganga lebar dan cukup dalam. Sementara, ribuan kendaraan lalu lalang di jalan pantura. Kecepatannya pun beragam. \"Yang bahaya bagi pengguna jalan sepeda motor. Lubang jalan tak terlihat membuat pengendara hilang kendali. Akibatnya, bisa celaka, jatuh atau nyaris jatuh,\" ujar Hadi saat berbincang di Jalan Pantura Plumbon, (7/5). Menurutnya, saat ini sudah memasuki bulan Ramadan. Artinya, jalur pantura lebih padat. Ditambah, saat arus mudik tiba. Sementara kualitas jalan pantura memprihatinkan. Lubang di mana-mana. \"Lebih dari 100 lubang kalau dihitung. Satu persatu dari perbatasan Indramayu sampai Brebes,\" tuturnya. Senada disampaikan Hafidz (39) warga Desa Tegalgubug Lor, Kecamatan Arjawinangun. Menurutnya, kondisi jalan pantura yang cepat rusak sepertinya menjadi agenda tahunan pemerintah pusat. \"Pola seperti ini harusnya, jangan sampai terjadi. Tetap saja yang dirugikan masyarakat pengguna jalan,\" terangnya. Dia mengungkapkan, banyak teman dan warga yang mengeluhkan kondisi jalan pantura yang dihiasi lubang. Sudah semestinya, pemerintah melek untuk memperbaiki infrastruktur jalan dengan baik. \"Jangan setengah-setengah. Akibatnya, jalan yang sudah diperbaiki cepat rusak. Karena kualitas pengerjaannya kurang baik. Memang, ada faktor alam. Tapi, kalau dikerjakan dengan sempurna, kerusakan bisa diminimalisir,\" jelasnya. Belum lagi, kata Hafidz, PJU di jalur pantura di wilayah barat Kabupaten Cirebon mati saat malam hari. Padahal, PJU dapat membantu pencahayaan pengguna jalan menghindari terjadinya kecelakaan. \"Saya heran, kenapa aset milik pemerintah kok tidak ada perawatan. Dibiarkan begitu saja. Harusnya, alokasi anggaran pemeliharaan itu ada,\" imbuh mantan caleg Partai Hanura itu. Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon Drs Abraham Mohamad MSi menegaskan, PJU yang ada di sepanjang jalur pantura bukan kewenangan daerah. Tapi, pusat. Sebab, anggaran pemeliharaan dari kementrian perhubungan RI. \"Jadi saya tegaskan, PJU di jalur pantura banyak yang mati itu kewenangan pusat, bukan daerah,\" pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: