Musim Panen Harga GKG Turun, Petani Kesulitan Menjual Gabah

Musim Panen  Harga GKG Turun, Petani Kesulitan Menjual Gabah

INDRAMAYU-Harga gabah di tingkat petani di Kabupaten Indramayu terus mengalami penurunan. Meski demikian petani masih kesulitan menjual gabah milik mereka. Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang mengungkapkan, harga gabah kering giling (GKG) sepekan lalu di tingkat petani masih di kisaran Rp4800/kg. Namun saat ini, kata pria yang krab disapa Tatang ini, harga GKG hanya berkisar antara Rp 4300  sampai Rp 4700 per kg, tergantung kualitasnya. “Jadi penurunan harganya cukup lumayan,” ujarnya. Tatang menilai, penurunan harga gabah itu diperkirakan terjadi karena saat ini masih berlangsung panen raya. Dengan demikian, stok gabah di tingkat petani masih berlimpah. Bahkan, di setiap pabrik penggilingan padi, gabah terlihat menumpuk. Diungkapkannya, meski harga gabah turun, namun petani kesulitan menjual gabah milik mereka. Para tengkulak yang biasanya membeli gabah petani, kebanyakan berdalih tidak memiliki uang. Pasalnya, para tengulak sebelumnya sudah membeli banyak gabah petani. Akhirnya, lanjut Tatang, ada juga tengkulak yang membeli gabah petani dengan cara berutang. Gabah milik petani dibawa terlebih dulu oleh tengkulak, sedangkan pembayarannya di kemudian hari. “Sampai-sampai petani rela gabahnya dibawa terlebih dahulu oleh tengkulak. Bayar sih bayar, tapi molor alias utang terlebih dahulu,” katanya. Ditambahkan Tatang, turunnya harga gabah dan sulitnya menjual gabah membuat petani saat ini mengalami kesulitan. Pasalnya, para petani sangat membutuhkan uang untuk biaya musim tanam gadu 2019. “Jadi walau harga gabah turun, petani pasti menjual gabahnya karena mereka butuh biaya untuk mengolah lahan,” katanya. Petani lainnya, Waryono menambahkan, para petani di daerahnya bahkan sudah langsung menjual gabahnya sesaat setelah panen sekitar sebulan yang lalu. Saat itu, harga gabah kering panen (GKP) bahkan hanya mencapai Rp3.800/kg. “Petani langsung menjual gabah mereka, karena butuh uang untuk biaya hidup dan biaya musim tanam gadu 2019,” kata Waryono. Dikatakannya, harga gabah tersebut sangat murah dan tidak sesuai dengan biaya dan pengorbanan petani. Meski biaya untuk musim tanam gadu bisa tertutupi, namun mereka harus berhemat untuk biaya hidup. Waryono berharap, pemerintah bisa benar-benar melindungi nasib petani dengan menjaga agar harga gabah tidak jatuh. Apalagi, biaya pengolahan lahan dan tanam sekarang ini semakin besar. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: