Pemerataan Siswa Hanya Milik Sekolah Negeri

Pemerataan Siswa Hanya Milik Sekolah Negeri

CIREBON-Hiruk-pikuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tidak dirasakan sekolah swasta. Penerapan sistem zonasi pun ditanggapi skeptis oleh sebagian sekolah swasta. Pasalnya hal tersebut tidak berpengaruh bahkan berpotensi menggerus jumlah siswa yang akan mendaftar. Ketua Forum Komunikasi Kepala Sekolah Swasta (FKKS-SMK) M Fardan mengatakan, pemerataan siswa yang berimbas pada peningkatan mutu sekolah, tidak terjadi seiring PPDB online dan sistem zonasi. Baginya, sekolah negeri saja ada yang masih kekurangan siswa dengan sistem zonasi. Apalagi sekolah swasta yang hanya mengandalkan pemasukan dari SPP siswa dan bantuan operasional sekolah.  \"Kami hanya bisa menunggu hasil pengumuman PPDB sekolah negeri. Dengan berharap, siswa yang tidak masuk bisa mendaftar ke sekolah swasta,\" ujarnya. Menurutnya, SMK swasta pas-pasan bakal semakin sulit menjaring siswa. Apalagi mendapatkan siswa yang sengaja mendaftar ke SMK swasta, rata-rata yang mendaftar adalah siswa yang gagal masuk SMK negeri. Pihaknya juga tidak sependapat dengan rencana Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar) yang akan membuka SMA/SMK Terbuka. Pasalnya, salah satu poin membolehkan calon siswa yang berumur 16-21 untuk mendaftar. Usia tersebut masih layak bersekolah formal di SMK swasta. Sebagai ketua FKKS-SMK, dirinya meminta Cabang Disdik Wilayah X Provinsi Jawa Barat untuk memberikan perhatian yang sama dengan sekolah negeri. Sehingga sekolah swasta tidak menjadi anak tiri dalam dunia pendidikan. Fardan yang juga menjabat Kepala SMK Taman Siswa menuturkan, SMK yang dipimpinnya saat ini memiliki 138 siswa. Pada PPDB tahun ini, menyediakan satu rombel yang bisa menampung lebih dari 30 siswa. Sampai saat ini baru ada 10 calon siswa yang mendaftar. “Semoga bisa bertambah setelah pengumuman PPDB online nanti,\" harapnya. Sementara Kepala Sekolah SMK Bina Insan Mandiri (Bima) Suripto SpdI menambahkan, PPDB online dan sistem zonasi tidak ada pengaruhnya terhadap penerimaan siswa baru. Baginya pemerataan siswa hanya untuk sekolah negeri saja. Untuk menghadapi kondisi seperti ini, SMK Bima berinovasi dengan menggarap program eskul yang berorientasi menambah penghasilan siswa secara instan. Dengan berbasis sistem digital sesuai perkembangan zaman. Disebutkannya, pihak sekolah membuka program eskul digital marketing dan program YouTuber. Ini yang menjadi jualan utama sekolahnya. Bahkan dia berani menjamin, ketika siswa sudah beranjak semester 2 sudah biss mempunyai penghasilan lebih dari Rp1 juta. \"Kami memiliki 4 rombel dengan tiap rombel berisi 36 siswa. Diharapkan PPDB tahun ini siswa baru bisa mencapai 150 siswa. Kalau kita biasa-biasa saja, ya tidak akan maju, perlu adanya inovasi yang luar biasa,\" tandasnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: