Menelusuri Jejak Sejarah Patok Kayu Jati di Taman Pertelon Jatibarang, Tempat Soekarno Pidato

Menelusuri Jejak Sejarah Patok Kayu Jati di Taman Pertelon Jatibarang, Tempat Soekarno Pidato

Taman Pertelon Jatibarang ternyata menyimpan cerita perjuangan bangsa Indonesia. Ya, di sekitar areal itu terdapat patok kayu jati sebagai tanda tempat pidato bapak proklamator Indonesia sekaligus Presiden RI pertama, Ir Soekarno saat berkunjung ke Jatibarang. Sayang, lokasi bersejarah itu dan kondisi patok tidak terawat dengan baik. TIDAK semua masyarakat Indramayu, khususnya Jatibarang tahu jika di tengah pusat kota tepatnya di Taman Pertelon Jatibarang dekat Stasiun Jatibarang terdapat patok kayu jati yang memiliki nilai sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Pantauan di lapangan, patok kayu jati kondisinya tidak terawat dan rapuh termakan usia. Padahal menurut informasi yang dihimpun wartawan di lapangan, di lokasi itu merupakan kenangan atau sebagai tanda jika orang nomor satu di Indonesia Presiden Soekarno pernah singgah dan berpidato di lokasi itu. Soekarno saat itu, berpidato memberikan semangat kepada pasuka Pembela Tanah Air (Peta) Indramayu yang bermarkas di Desa Bulak Kecamatan Jatibarang. Saat ini, lokasinya sudah berbentuk lapangan yang dijadikan kegiatan olahraga oleh masyarakat Bulak Lor. Sedangkan Pertelon Taman Jatibarang setiap hari menjadi salah satu pusat kuliner di Jatibarang. Meskipun tanpa perawatan dan perhatian dari pihak-pihak terkait, patok kayu jati yang usianya di atas 70 tahun ini masih berdiri kokoh. Seakan sebagai penanda, tekad yang begitu kuat dari bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan. “Jika sejarah detilnya kapan Soekarno melakukan pidato jelang kemerdekaan kurang tahu persisnya, karena orang tua terdahulu tidak banyak bercerita. Namun, benar jika dulu di Jatibarang ada markas atau barak pasukan Pembela Tanah Air (Peta) di Desa Bulak, sekarang karena dimekarkan masuk ke Desa Bulak Lor. Tidak heran jika di Bulak Lor ada blok namanya Blok Peta,” ujar tokoh masyarakat Jatibarang, Masjidin. Dikatakannya, terbentuknya pasukan Peta pada Oktober 1943, yang dibentuk kaisar Jepang atas usulan tokoh pejuang Gatot Mangkoepraja saat pertama menduduki Indonesia setelah mengalahkan Belanda pada tahun 1942. Pasukan Peta, lanjutnya, mulai berjuang memerdekan bangsa Indonesia dengan melakukan perlawanan kepada jepang pada Februari 1945 di Blitar, dan Cilacap pada April 1945. “Mungkin saat itu, Soekarno juga ingin berkunjung ke wilayah Jawa Timur menggunakan kereta api, dan turun di Stasiun Jatibarang untuk member semangat pasukan Peta. Saksi sejarah saat itu sudah tidak ada lagi, dan tidak diceritakan ke anak cucu secara detailnya jadi hanya bagian inti sejarahnya saja,” tuturnya. Sementara itu, tokoh masyarakat Jatibarang, Suherman menilai, patok kayu jati Soekarno menjadi bukti tanda perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dan bukti semangat tokoh pendiri bangsa dalam memberikan semangat pada pasukan Peta di Indramayu. Meski demikian, Suherman sangat menyayangkan kurang terawatnya bukti atau tanda sejarah perjuangan bangsa di Jatibarang. Walaupun hanya berupa patok kayu jati, lanjut Suherman, tetapi memiliki nilai  sejarah yang sangat menarik. “Banyak yang tidak tahu tentang nilai sejarah patok kayu jati Soekarno di Jatibarang, padahal ini sangat menarik sekali. Mudah-mudahan patok kayu jati bisa dipelihara dengan baik jangan sampai termakan usia,” tuturnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: